KARAWANG, KOMPAS.com - Meriam dengan panjang 164 sentimeter, diameter atas 23 sentimeter dan 33 sentimeter terpajang di halaman Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, Jawa Barat.
Namanya Meriam Si Jagur.
Penamaan Meriam Si Jagur muncul dari penuturan warga lokal, lantaran suaranya yang menggelegar.
Baca juga: Bukan Porno! Ini Arti Hiasan Jari di Meriam Si Jagur
Pada 1884, meriam Si Jagur digunakan di benteng Belanda yang terletak di Distrik Cabang Bungin untuk mengamankan pelabuhan dan gudang garam.
Berdasarkan arkeolog, meriam yang ada di Kantor Disparbud Karawang ini dibuat sekitar tahun 1925.
"Pada zaman itu mereka datang dari laut. Peluru meriam akan disulut dengan api. Kegunaannya mungkin di antaranya untuk merusak," ujar Kepala Bidang Budaya Disparbud Karawang Firman Sofyan saat ditemui di Kantor Disparbud Karawang, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Melihat Kondisi Rusunawa Adiarsa Karawang yang Dinilai Angker
Kemudian, pada sekitar 1941, meriam ini dipindahkan ke Kantor Kawedanan Rengasdengklok, atau yang saat ini menjadi Kantor Kecamatan Rengasdengklok lama.
Meriam Si Jagur sempat terlantar dan tergeletak begitu saja di lantai.
Bahkan, gedung kawedanan itu juga tak terurus.
Firman menyebutkan, meriam itu pernah diamankan ke Kantor Koramil.
Namun, dengan alasan tertentu, meriam dikembalikan ke eks Kantor Kawedanan Rengasdengklok.
Namun, lima pelurunya telah tiada.
Pemindahannya pun dilakukan secara khusus, mengingat meriam itu merupakan benda cagar budaya.
Baca juga: Jelang Uji Coba PTM, Gedung SDN Bayur Kidul 1 Karawang Ambruk
Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.
Meriam ini resmi dipajang di halaman Kantor Disparbud Karawang pada 14 September 2021, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-388 Karawang.
"Tujuannya untuk mengenalkan kepada masyarakat Karawang, dan pengingat bagi kita tentang gigihnya perjuangan bangsa saat itu," ujar Firman.
Hanya saja, Firman menyebutkan, pihaknya belum melakukan penelusuran mendalam soal riwayat Meriam Si Jagur.
"(Penelusuran) kami baru dari sumber lokal," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.