Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mantan Narapidana Perintis Kampung Singkong, Punya 100 Karyawan

Kompas.com - 13/10/2021, 10:26 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Hardadi merasakan mendapat anugerah yang luar biasa pada 2009.

Dia yang terjerat kasus narkoba dan menjalani hukuman di Rutan Surakarta, bertekad untuk meninggalkan barang haram tersebut dan fokus untuk bekerja demi keluarga.

Di tempat tinggalnya, lingkungan Nganglik, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, ada pembuat makanan berbahan dasar singkong yang cukup ternama.

"Namanya gethuk kethek. Tapi kemudian saya berpikir jika hanya meniru maka akan kalah bersaing. Lalu saya mencoba membuat singkong keju," jelasnya, Selasa (13/10/2021) saat mendampingi kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Baca juga: Kampung Singkong Argowiyoto Salatiga, Surganya Pencinta Olahan Singkong

Produknya tersebut diberi merek D-9.

"Di Rutan Surakarta, D itu nama blok untuk tahanan narkoba, sedangkan 9 itu nomor kamar saya, jadi saya beri merek D-9 agar menjadi pengingat saya untuk hijrah menjadi manusia yang lebih baik," kata Hardadi.

Seiring berjalannya waktu, produk D-19 digemari masyarakat.

Pemasaran saat ini telah menembus kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya.

Sementara untuk luar negeri, dia mengirim ke Jepang. Dia pun terus berinovasi membuat penganan berbahan singkong.

"Kalau yang bikinan saya sendiri, ada belasan jenis ya. Alhamdulillah semua laku dan digemari. Jumlah karyawan ada sekitar 100 orang," ujarnya.

Baca juga: Presiden Instruksikan Mentan dan Gubernur Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Papua Barat

Dalam sehari, setidaknya dia membutuhkan bahan baku enam ton singkong.

"Saya mengambilnya dari petani di Wonosobo. Modelnya dengan pinjaman lunak dan sewa lahan, pemberdayaan ya," kata Hardadi.

Setelah usahanya mapan, dia mulai menggagas Kampung Singkong sejak 2018.

"Banyak yang membuat usaha olahan singkong juga, karenanya itu cita-cita saya Nganglik menjadi Kampung Singkong," ungkapnya.

Kampung Singkong, lanjutnya, bertujuan mengangkat perekonomian warga.

"Kita tidak ada saingan, yang ada adalah beradu inovasi. Kalau ada produk baru, maka harus inovasi dengan persaingan sehat agar terus berkembang," jelas Hardadi.

Baca juga: Kisah Pria di NTT Divonis Sisa Hidup Hanya 3 Hari akibat HIV/AIDS

Keberadaan Kampung Singkong ini diapresiasi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Dia mengungkapkan, orang-orang tahunya ungkapan 'anak singkong' yang berarti anak yang tak dianggap.

Namun di Salatiga, olahan singkong mampu meningkatkan kesejahteraan warga satu kampung.

"Ternyata singkong bisa dibuat apa saja, dari akar sampai daun diolah dari kue gethuk sampai es krim. Dan ini tidak hanya sekadar makan dan kenyang, tapi juga ada hitungan nutrisi sehingga sehat," kata Syahrul.

Baca juga: Kisah Nasabah Bank BUMN di Kudus yang Klaim Tabungan Rp 5,8 Miliar Miliknya Raib

Agar menembus pasar dunia, kata Syahrul, perlu promosi yang gencar.

Dia juga tak segan akan mengajak beberapa trainer dari Kampung Singkong ke Jakarta.

Tujuannya, membuat dan melatih produksi olahan singkong, sehingga dipasarkan langsung.

"Intinya kita bawa naik kelas singkong ini, sehingga semakin dikenal sebagai oleh-oleh tanpa meninggalkan identitas Salatiga," tegasnya.

Baca juga: Kisah Hadi Kurniadi Belajar dari Nol hingga Sukses Jadi Pengusaha Batik dengan Omzet Rp 50 Juta Sebulan

Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto berharap dengan pengukuhan Kampung Singkong mampu mendorong optimalisasi potensi singkong sekaligus menggerakkan roda perekonomian dari para pelaku UMKM di Kota Salatiga.

"Wilayah ini dikukuhkan menjadi Kampung Singkong agar bisa menjadi daya ungkit perekonomian karena mampu mengembangkan potensi yang ada di daerah tersebut sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com