KARAWANG, KOMPAS.com - Warna cat tembok gedung yang berada di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu telah pudar.
Berbagai lapisan tembok sudah terkelupas, meninggalkan bekas noda dan guratan air.
Tak hanya kondisinya yang memprihatinkan, kesan angker telah menempel pada bangunan Rusunawa Adiarsa di Karawang.
Gedung itu merupakan rumah susun sewa (Rusunawa) yang dibangun di tanah bekas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
Bangunan itu terdiri dari empat lantai.
Namun, dari 80 kamar yang ada, tidak semuanya layak huni.
Kini rusun itu hanya dihuni 24 keluarga.
Pada lantai 1, hanya ada 8 kamar atau ruang yang layak.
Begitu pun dengan lantai 2 dan 3.
Baca juga: Alasan Pasutri yang Ajak 7 Anaknya Tidur di Warung Angkringan Tolak Pindah Rusunawa
Sedangkan, pada lantai 4 tidak ada kamar yang layak huni, seperti diceritakan seorang petugas pengelola.
Kamar mandi di dalam kamar, seluruhnya tidak bisa digunakan.
Kondisi itu diakali dengan membuat kamar mandi portabel di sejumlah tempat.
Saluran air pembuangan atau drainase juga tidak berfungsi.
Setiap hujan turun, air merembes dari atap.
Rusunawa lantai 1 disewakan Rp 200.000 per bulan.
Lantai 2 disewakan Rp 150.000 per bulan; dan lantai 3 disewakan Rp 135.000 per bulan.
"Tetap sebagian penghuni banyak menunggak bayar sewa. Padahal hanya bayar sewa saja untuk listrik dan air itu gratis dari pemerintah," ujar petugas penjaga.
Baca juga: Asrama Mahasiswa Karawang Kumuh dan Rusak, Ini Tanggapan Pemkab
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Karawang Dedi Achdiat mengatakan, sepinya penghuni Rusunawa Adiarsa akibat persoalan berkaitan dengan perawatan.
"Kita sudah berupaya renovasi, tetapi peminatnya yang kurang," kata Dedi.
Baca juga: Nekat Mudik Malam Hari, Siap-siap Diisolasi di Tempat Angker Puncak Bogor
Dedi menyebutkan, Rusunawa itu dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada 2005.
Namun, lokasinya dianggap kurang strategis.
Kementerian PU rencananya akan membangun rusunawa khusus karyawan di Jalan Interchange Karawang Barat.
Rusunawa yang lokasinya dekat dengan GOR Adiarsa ini kerap dicap sebagai tempat angker.
Kondisi bangunan dan kesan angker membuat sejumlah warga enggan menyambangi Rusunawa ini.
Kesan mistis pada Rusunawa Adiarsa yang kondisinya tidak terawat itu diakui oleh Dedi.
Hal itu bahkan diklaim menjadi salah satu penyebab Rusunawa ini tidak laku.
"Kesan mistis (angker) yang ada jadi buat itu tidak laku. Kita juga bingung harus bagaimana," kata Dedi.
Menurut Dedi, lokasi yang dijadikan pembangunan Rusunawa Adiarsa yang membuat kesan angker.
"Awalnya itu eks RSUD, bekas makam, dekat kamar mayat. Oleh karena itu, mungkin pada saat itu enggak ada yang minat sewa di rusun," kata Dedi.
Menurut Dedi, belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai masa depan Rusunawa Adiarsa.
Namun, menurut Dedi, butuh pengembangan dan perencanaan yang tepat untuk membuat lokasi ini menjadi hidup lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.