“Itu biasanya sudah gejala infeksi sepsis,” ucap ketua tim tanggat darurat kesiapsiagaan bencana Covid-19 Unej itu.
Bahkan, infeksi sistemik itu bisa menyebar ke otak yang ditandai dengan tegang atau meningitis.
Tak hanya itu, juga bisa berdampak pada infeksi ke selaput otak, bahkan bisa sampai ke jaringan otak.
Dia menduga, kasus yang terjadi pada pelajar SMAN 1Kencong yang meninggal karena infeksi sepsis itu, karena menderita sakit tertentu.
Sedangkan daya tahan tubuhnya masih belum terbentuk secara optimal karena habis vaksin.
“Mungkin sebelumnya dia ada infeksi, daya tahan tubuh belum kuat,” ujar dia.
Selain itu, kemungkinan juga penanganan infeksi tersebut terlambat sehingga menyebabkan infeksi sistemik. Bila infeksi itu tidak ditangani dengan baik, juga bisa berdampak pada jantung.
Jantung mengalami infeksi, maka akan mengalami penurunan tekanan darah hingga gangguan di dalam tubuh yang dikenal dengan syok septik.
Baca juga: Belum Sempat Dipakai Siswa karena Sekolah Daring, 378 Tablet SMKN 5 Jember Digasak Maling
“Kalau jantung sudah kena, berhenti berdetak ya mati,” ungkap dia.
Untuk itu, jika ada infeksi sekecil apapun, maka harus ditangani dengan tepat. Tujuannya agar tidak melebar dan meluas pada anggota tubuh yang lain.
Sebab, ketika sudah pada kondisi infeksi sepsis perlu perawatan khusus.
“Karena perlu perawatan khusus, alat khusus, obat khusus,” ujar dia.
Selain itu, jika sudah terjadi syok septik, maka perlu penguat jantung.
Sebelumnya diberitakan Ananda Rahel Pratama (15), pelajar kelas X SMAN 1 Kencong meninggal dunia setelah divaksin.