Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Infeksi Sepsis, Penyebab Pelajar di Jember Meninggal Dunia

Kompas.com - 06/10/2021, 15:34 WIB
Bagus Supriadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Ananda Rahel Pratama (15), pelajar kelas X SMAN 1 Kencong meninggal dunia usai mendapat vaksin.

Namun, siswa tersebut meninggal bukan karena pengaruh vaksin, tetapi karena infeksi sepsis.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember dr Ulfa Elfiah menuturkan, sebenarnya ada dua macam infeksi.

Yakni infeksi lokal dan infeksi sistemik.

“Infeksi lokal itu terbatas pada satu tempat tertentu, misal di kulit, berarti di kulit saja,” kata dia pada Kompas.com via telepon, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Bukan karena Vaksin, Pelajar di Jember Ternyata Meninggal akibat Infeksi Sepsis

Sedangkan infeksi sistemik adalah infeksi yang sudah menyebar ke seluruh tubuh.

Hal itu bisa terjadi karena infeksi lokal yang tidak terawat dengan baik, sehingga bakteri itu memiliki pintu masuk pada pembuluh darah dan memungkinkan beredar pada seluruh tubuh.

“Itu yang dikenal dengan istilah infeksi sepsis,” tutur dia.

Dia menegaskan, infeksi sistemik itu bisa dimulai dari infeksi lokal yang tidak tertangani dengan baik.

Hal itu bisa menyebabkan infeksi kecil akan melebar dan meluas sehingga bisa menjadi infeksi sistemik.

Ulfa mencontohkan kasus luka bakar pada telapak tangan orangtua.

Jika tidak dirawat dengan baik, akhirnya bisa meluas sampai kaki.

“Saking beratnya infeksi lokal itu, bakteri bisa masuk dalam pembuluh darah di sekitar kaki, akhirnya menyebar ke seluruh tubuh,” ujar dia.

Infeksi sistemik itu, lanjut dia, ditandai dengan suhu tubuh yang tinggi terus menerus dan tidak berangsur turun.

Kemudian, detak jantung lebih dari 100 kali per menit, frekuensi pernafasan lebih dari 20 per menit, suhu tubuh di atas 37,5 celcius.

“Itu biasanya sudah gejala infeksi sepsis,” ucap ketua tim tanggat darurat kesiapsiagaan bencana Covid-19 Unej itu.

Bahkan, infeksi sistemik itu bisa menyebar ke otak yang ditandai dengan tegang atau meningitis.

Tak hanya itu, juga bisa berdampak pada infeksi ke selaput otak, bahkan bisa sampai ke jaringan otak.

Dia menduga, kasus yang terjadi pada pelajar SMAN 1Kencong yang meninggal karena infeksi sepsis itu, karena menderita sakit tertentu.

Sedangkan daya tahan tubuhnya masih belum terbentuk secara optimal karena habis vaksin.

“Mungkin sebelumnya dia ada infeksi, daya tahan tubuh belum kuat,” ujar dia.

Selain itu, kemungkinan juga penanganan infeksi tersebut terlambat sehingga menyebabkan infeksi sistemik. Bila infeksi itu tidak ditangani dengan baik, juga bisa berdampak pada jantung.

Jantung mengalami infeksi, maka akan mengalami penurunan tekanan darah hingga gangguan di dalam tubuh yang dikenal dengan syok septik.

Baca juga: Belum Sempat Dipakai Siswa karena Sekolah Daring, 378 Tablet SMKN 5 Jember Digasak Maling

 

“Kalau jantung sudah kena, berhenti berdetak ya mati,” ungkap dia.

Untuk itu, jika ada infeksi sekecil apapun, maka harus ditangani dengan tepat. Tujuannya agar tidak melebar dan meluas pada anggota tubuh yang lain.

Sebab, ketika sudah pada kondisi infeksi sepsis perlu perawatan khusus.

“Karena perlu perawatan khusus, alat khusus, obat khusus,” ujar dia.

Selain itu, jika sudah terjadi syok septik, maka perlu penguat jantung.

Sebelumnya diberitakan Ananda Rahel Pratama (15), pelajar kelas X SMAN 1 Kencong meninggal dunia setelah divaksin.

 

Kronologi kasus tersebut terjadi ketika Rahel mengikuti vaksin pada 10 September 2021 lalu. Setelah itu, daya tahan tubuhnya menurun.

Namun, usai vaksin, Rahel masih sempat main sepakbola bersama teman-temannya.

Pada Minggu 19 September, korban merasa kram usai bangun tidur. Lalu pada siang hari kakinya membengkak.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jember Menurun, Tak Ada Pasien Covid-19 di Tempat Isoter

“Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu,” kata kakek korban, Ahmad Sholeh Yusuf

Akhirnya, korban dibawa ke RSD Balung oleh nenek dan kakaknya.

Namun, ketika dibawa ke rumah sakit, nyawa korban sudah tidak tertolong.

Dinkes Jember menyebut pelajar itu meninggal karena infeksi sepsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com