Setelah penemuan itu, 5 kg bahan peledak "mohter of satan"itu diledakan di lokasi penemuan.
"Dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat," ujanya.
Saat peledakan itu, polisi mengajak sejumlah warga untuk menajdi saksi, salah satunya Parman (46).
"Jadi yang saya tahu dari polisi bahwa ada 35 kg bahan peledak yang ditemukan, tapi tidak dibawa semua. Ada sekitar 5 kg yang diledakkan, sisanya dibawa," ujar Parman, seperti dikutip TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).
Kata Parman, efek dari ledakan itu mengakibatkan longsor di titik ledakan.
Saat ledakan itu terjadi, banyak warga mengira suara tersebut merupakan suara petir akan turun hujan.
"Suaranya (ledakan) cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan," kata Parman.
Sementara itu, Kepala Dusun Desa Bantaragung Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditmbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh.
Ia memperkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.
"Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan," ujar Udi, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Densus 88 Temukan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP di Kaki Gunung Ciremai Majalengka
Pasca-penemuan bahan peledak "mother of satan" Kepala Dusun Desa Bantaragung, akan lebih intensif memerhatikan orang asing yang datang ke wilayahnya.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi.
"Ini bentuk antisipasi saja, agar tidak terjadi lagi ditemukannya bahan peledak di desa kami," kata Udi.
Ia juga menyampaikan kepada wargnya untuk melaporkannya apabila ada orang yang tidak dikenal atau mencurigakan dengan membawa barang-barang yang tak lazim ke desanya.
"Iya, saya juga sudah mengatakan kepada warga agar lapor jika ada orang yang datang, tapi tidak dikenal," ungkapnya.
Baca juga: Densus 88 Temukan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP di Kaki Gunung Ciremai Majalengka
Sumber: KOMPAS.com (Penuli: Tsarina Maharani | Editor: Krisiandi, Aprillia Ika)/TribunJabar.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.