KOMPAS.com - Sebanyak 5 kilogram (kg) bahan peledak jenis Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP), yang disebut "mother of satan" akibat daya ledaknya yang tinggi, diledakkan di kaki Gunung Ciremai pada Selasa (5/10/2021).
Bahan peledak itu sengaja disembunyikan oleh Imam Mulyana (31) yang merupakan narapidana teroris (napiter) Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap pada 2017.
Baca juga: Penemuan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP Berawal dari Pengakuan Narapidana
Bahan peledak itu ditemukan Tim Densus 88 di kawasan Karanglenang yang masuk wilayah Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Saat peledakan, polisi mengajak sejumlah warga untuk jadi saksi, salah satunya Parman (46).
Ia bercerita, dari 35 kg temuan bahan peledak "mother of satan" itu, hanya diledakkan 5 kg. Itu pun efeknya dahsyat, hingga timbulkan longsor di titik ledakan.
Baca juga: Densus 88 Temukan 35 Kilogram Bahan Peledak TATP di Kaki Gunung Ciremai Majalengka
Dahsyatnya ledakan sebabkan longsor
Banyak warga yang mengira suara tersebut merupakan suara petir bertanda akan turun hujan.
"Jadi yang saya tahu dari polisi bahwa ada 35 kg bahan peledak yang ditemukan, tapi tidak dibawa semua. Ada sekitar 5 kg yang diledakkan, sisanya dibawa," ujar Parman, seperti dikutip TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).
"Suaranya (ledakan) cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan," lanjut Parman.
Baca juga: Cerita Napi Teroris Eks JAD di Lampung Kembali Setia ke NKRI, Luluh untuk Lepas Baiat demi Keluarga
Menurut informasi yang diterimanya, terbatasnya personel menjadi alasan kenapa bahan peledak akhirnya ada yang diledakkan.
"Di titik ledakan, sempat terjadi longsor karena saking dahsyatnya ledakan," ucap Parman.
Baca juga: Napi Teroris Eks JAD dan Pelaku Bom Polrestabes Medan Berikrar Setia ke NKRI, Cium Merah Putih
Dentuman ledakan "mother of satan" terdengar hingga 10 Km
Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditimbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh.
Ia memperkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.
"Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan," ujar Udi, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Teroris Manfaatkan Kotak Amal, BNPT: Kita Perlu Waspada kepada Siapa Kita Beri Sumbangan
Orang asing akan di-screening masuk ke kaki Gunung Ciremai
Pasca-penemuan bahan peledak di wilayahnya, Udi menyatakan akan lebih intensif memperhatikan orang asing yang datang ke wilayahnya.
Khususnya, kepada orang yang dianggap mencurigakan dengan membawa barang-barang yang tak lazim ke desanya.
"Iya, saya juga sudah mengatakan kepada warga agar lapor jika ada orang yang datang, tapi tidak dikenal. Ini bentuk antisipasi saja, agar tidak terjadi lagi ditemukannya bahan peledak di desa kami," kata Udi.
Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Persembunyian 35 Kg Peledak Mother of Satan di Kaki Gunung Ciremai