Salin Artikel

4 Fakta Ditemukannya 35 Kg Bahan Peledak "Mother of Satan" di Kaki Gunung Ciremai, Berawal Pengakuan Napi Teroris

KOMPAS.com - Sebanyak 35 kilogram bahan peledak Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP), yang disebut "mother of satan" ditemukan di kaki Gunung Ciremai, Desa Bantar Agungm Sindawangi, Majalengka, Jawa Barat.

Bahan peledak itu ditemukan Tim Densus 88 pada Jumat, 1 Oktober 2021. Penemuan TATP itu bermula dari pengakuan napi terorisme (napiter) jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bernama Imam Mulyana (31).

Diketahui, Imam Mulyana ditangkap pada 18 September 2017 silam saat berupaya melakukan aksi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cirebon, Jawa Barat.

Sebanyak 5 kg dari 35 kg bahan peledak itu sudah diledakkan pada Selasa (5/10/2021).

Akibat efek dari ledakan itu mengakibatkan longsor di titik ledakan.

Berikut fakta yang Kompas.com rangkum:

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes ahmad Ramadhan mengatakan, bahan peledak TATP itu ditemukan berawal dari pengakuan Imam Mulyana.

Imam sendiri merupakan narapidana teroris Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017 lalu.

Kemudian, baru Oktober 2021, Imam mengaku menyimpan bahan peledak seberat 35 kg yang ia sembunyikan di Gunung Ciremai.

Pengakuan itu keluar setelah Imam menjalankan ikrar untuk seumpah setia ke NKRI dan Pancasila.

"Kepada Densus 88, Imam membuat pengakuan yang mencengangkan. Dia bersama komplotannya masih menyimpan bahan baku TATP sebanyak 35 kilogram," kata Ramadhan di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (4/10/2021).

Di lokasi penemuan, polisi menemukan sebuah stoples berisi 10 kilogram TATP murni, botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi bulat berukuran kecil).

Kemudian, 4 wadah berisi TATP murni dan C1, serta setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.

 

Setelah penemuan itu, 5 kg bahan peledak "mohter of satan"itu diledakan di lokasi penemuan.

"Dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat," ujanya.

Saat peledakan itu, polisi mengajak sejumlah warga untuk menajdi saksi, salah satunya Parman (46).

"Jadi yang saya tahu dari polisi bahwa ada 35 kg bahan peledak yang ditemukan, tapi tidak dibawa semua. Ada sekitar 5 kg yang diledakkan, sisanya dibawa," ujar Parman, seperti dikutip TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).

 

Kata Parman, efek dari ledakan itu mengakibatkan longsor di titik ledakan.

Saat ledakan itu terjadi, banyak warga mengira suara tersebut merupakan suara petir akan turun hujan.

"Suaranya (ledakan) cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan," kata Parman.

Sementara itu, Kepala Dusun Desa Bantaragung Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditmbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh.

Ia memperkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.

"Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan," ujar Udi, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).

 

Pasca-penemuan bahan peledak "mother of satan" Kepala Dusun Desa Bantaragung, akan lebih intensif memerhatikan orang asing yang datang ke wilayahnya.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi.

"Ini bentuk antisipasi saja, agar tidak terjadi lagi ditemukannya bahan peledak di desa kami," kata Udi.

Ia juga menyampaikan kepada wargnya untuk melaporkannya apabila ada orang yang tidak dikenal atau mencurigakan dengan membawa barang-barang yang tak lazim ke desanya.

"Iya, saya juga sudah mengatakan kepada warga agar lapor jika ada orang yang datang, tapi tidak dikenal," ungkapnya.

 

Sumber: KOMPAS.com (Penuli: Tsarina Maharani | Editor: Krisiandi, Aprillia Ika)/TribunJabar.id

https://regional.kompas.com/read/2021/10/06/110848078/4-fakta-ditemukannya-35-kg-bahan-peledak-mother-of-satan-di-kaki-gunung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke