Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Petani Tewas dalam Bentrok Maut di Lahan Tebu, Ini Penjelasan PG Jatitujuh dan Bupati Indramayu

Kompas.com - 05/10/2021, 21:04 WIB
Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Dua orang petani yang hilang nyawa akibat bentrok di lahan tebu PT Pabrik Gula Jatitujuh, Indramayu, Jawa Barat, masing-masing kelompok diduga merebutkan lahan seluas 6.000 hektar (ha).

Luas lahan tersebut, milik PT Pabrik Gula Jatitujuh, yang keseluruhan berada di Indramayu dan merupakan Hak Guna Usaha (HGU) dengan luas keseluruhan 12.000 hektar (ha), di dua kabupaten yakni Majalengka dan Indramayu.

Baca juga: Bentrok Dua Kelompok Tani di Lahan Tebu Majalengka, 2 Warga Tewas, Camat Jatitujuh: Gara-gara Perselisihan Lahan

General Manager Pabrik Gula Jatitujuh, Aziz Romdhon Bachtiar, menjelaskan, lahan 6.000 hektar (ha) tersebut, berada di Indramayu dan sebagian masyarakat setempat ingin menguasai lahan tersebut dengan ditanami tebu.

"Jadi ada sertifikat HGU nomor 01 Majalengka dan sertifikat HGU nomor 02 Indramayu. Jadi memang secara ilegal mereka ingin menguasai lahan di sebagian besar wilayah Indramayu," kata Aziz, saat dimintai keterangan, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Bentrok Berdarah di Lahan Tebu Majalengka, 2 Tewas, Saksi: Saat Itu Seperti Perang, Kami Diserang, Semua Pekerja Berlarian...

Pihaknya menjelaskan, dari luas keseluruhan Hak Guna Usaha (HGU) 12.000 hektar (ha), yang ditanami tebu oleh PT Pabrik Gula Jatitujuh berjumlah 9500 hektar (ha).

"Karena yang lainnya kan ada bangunan ada jalan," kata Aziz.

Baca juga: Bentrokan Berdarah di Lahan Tebu Indramayu Diduga Dipicu Provokasi Ormas

Pihaknya sendiri menerangkan, untuk petani yang menggarap lahan tebu di wilayah Majalengka telah kondusif, dan tinggal lahan garapan tebu di Indramayu yang masih sengketa dengan masyarakat setempat.

"Memang lahan-lahan yang masih sengketa ini sebagian besar di wilayah Indramayu. Jadi karena minat petani tebu ini sudah mulai tinggi akhirnya melihat lahan yang tidak dikelola mereka ingin mengelola," terang Aziz.

Baca juga: Seorang Petani Tewas Terbakar di Lahan Tebu

Saat ini, untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan melibatkan pemerintah Kabupaten Indramayu dan aparat kepolisian, untuk pengamanan.

"Intinya kita tidak terprovokasi lagi lah. Ini kan karena terprovokasi akhirnya muncul keberanian-keberanian yang di luar dugaan. Jadi akhirnya ada kejadian seperti itu," jelas Aziz.

Bupati Indramayu: sengketa lahan sudah berlangsung lama

Sementara itu, saat dimintai keterangan, Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar mengungkapkan sengketa lahan PT Pabrik Gula Jatitujuh di perbatasan Majalengka-Indramayu tersebut sudah berlangsung lama.

Namun pihaknya menyangkan insiden berdarah tersebut terjadi sebagai solusi di antara dua kelompok bertikai tersebut.

"Di sini kan kerugian bukan saja ke petani tapi berimbas ke semua. Kita boleh yang namanya hidup kita sama-sama membela tapi yang namanya premanisme ini tidak kita halal kan. Tidak kita diperbolehkan," kata Nina.

Nina juga menjelaskan, dua kelompok yang bentrok tersebut, di antaranya ada yang tidak puas saat dilakukan mediasi, dan puncaknya melakukan tindakan kriminal dengan menyerang petani yang menggarap lahan sengketa tersebut pada Senin (4/10/2021) kemarin.

"Sebenarnya beberapa bulan yang lalu kita sudah memediasi. Tapi karena mungkin ketidaksabaran atau ini sudah berlarut-larut akhirnya meledak. Dan ini saya akan tindak tegas dengan meminta aparat," ujar Nina.

Saat ini, dari insiden tersebut, 10 orang telah diamankan dan kasus tersebut sedang ditangani pihak Kepolisian Resor Indramayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com