Menurut Airlangga, seharusnya semua pihak belajar dari penurunan kasus pada Mei 2021.
Saat itu, semua orang menjadi lengah.
Hingga muncul gelombang kedua pada Juli 2021 yang menyebabkan terjadi kenaikan kasus hingga mencapai 570.000 kasus.
“Pada waktu itu rumah sakit naik sampai 90 persen jadi berdasarkan pengalaman itu nanti kita tergagap-gagap,” ujarnya.
Baca juga: Belum Terapkan PTM, Wali Kota Ambon: Jangan Kita Gegabah, lalu Anak–anak Menjadi Korban
Ia pun meminta Pemprov Maluku dan Pemkot Ambon tetap membuka rumah sakit lapangan dan mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan, serta oksigen yang cukup.
“Jadi rumah sakit walapun tidak digunakan tapi obat-obatannya harus tersedia, oksigen harus tersedia sehingga membuat kita mempersiapkan dari pandemi menjadi endemi,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.