Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Dugaan Investasi Fiktif Guru Madrasah di Bogor Jadi 937 Orang

Kompas.com - 28/09/2021, 12:33 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Kasus dugaan penipuan berkedok investasi yang menawarkan keuntungan besar menghebohkan warga Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pasalnya, saat ini jumlah korban bertambah hingga mencapai 937 orang.

Rata-rata korban dugaan investasi fiktif ini merupakan warga dari dua desa di Kecamatan Sukajaya tersebut.

Baca juga: Investasi Fiktif Guru Madrasah Tipu Ratusan Warga Bogor hingga Rp 23 Miliar

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor AKP Handreas Ardian menyebutkan, jumlah korban dugaan penipuan tersebut bertambah sebanyak 100 orang, dengan tingkat kerugian mencapai Rp 7,5 miliar.

Para korban ini tertipu janji keuntungan besar dari investasi fiktif berkedok program arisan dan sembako.

"Sebelumnya hanya 837 korban. Nah, kalau di program arisan dan sembako ini bertambah 100 korbannya. Berarti total korbannya saat ini sudah mencapai 937," kata Handreas kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (27/9/2021) malam.

Baca juga: Waspada Investasi Bodong, Simak Ciri-ciri Surat Izin OJK Palsu

Handreas menjelaskan, kasus tersebut terungkap setelah polisi melakukan pengembangan dari tersangka berinisial I alias Iwong (32) yang ditangkap oleh polisi belum lama ini.

Tersangka yang juga merupakan seorang guru madrasah ini mengaku menawarkan keuntungan atau profit besar melalui program investasi arisan dan sembako.

I alias Iwong menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat kepada para korban.

Tersangka juga menyasar korban yang memang sedang membutuhkan uang di saat pandemi Covid-19, yang sedang berharap mendapat keuntungan lebih banyak.

Untuk lebih meyakinkan korban, tersangka menggaet seorang tokoh dalam menyampaikan keuntungan investasi arisan dan sembako yang cair saat Lebaran pada 2020.

Menurut Handreas, jumlah uang dan barang yang disetor para korban ke guru madrasah ini jumlahnya bervariasi.

"Selain investasi tabungan, rupanya dia (tersangka) juga membuat satu program arisan sembako. Awal-awalnya sih mereka (korban) enggak mau laporan, karena takut uangnya enggak kembali. Cuma ada salah satu korban akhirnya melaporkan Juni 2021. Kemudian juga yang lain dari saksi korban ini," kata Handreas.

Dalam melakukan aksinya, menurut Handreas, tersangka menggunakan modus menghimpun dana atau menanam modal dari orang-orang terdekat atau keluarga terlebih dahulu, dengan keuntungan sebesar 40 persen setiap bulannya.

Handreas menyebutkan, awalnya bisnis investasi tersebut berjalan lancar dan keuntungan pun sudah diberikan kepada para keluarga terdekat.

Hal itu yang membuat investor atau warga lain mulai tertarik ingin menanam modal investasi tabungan pada 2019.

Terlebih lagi, ada bukti keuntungan 40 persen yang didapat oleh keluarga setiap bulannya.

 

Sejak saat itu, warga di pelosok Kabupaten Bogor mulai berbondong-bondong menyimpan dana di tempat I alias Iwong ini.

"Gara-gara itu warga banyak yang menjual tanah, mobil, karena berharap bisa mendapat uang dalam waktu cepat. Jadi warga di sana percaya karena ada bukti keuntungan 40 persen yang didapat dari keluarga tersangka, akhirnya mereka ikut juga investasi itu," ujar Handreas.

Kemudian, pada Juli 2020, menurut Handreas, tersangka membuat salah satu manajemen atau koperasi untuk mengelola keuangan, lantaran sudah terlalu banyak nasabah atau warga yang mendaftar.

Setidaknya, ada empat orang yang ditunjuk sebagai pengelola dalam manajemen investasi simpanan tersebut.

Namun, belakangan investasi fiktif berkedok uang tabungan itu terhenti karena I alias Iwong selalu mengalami kekalahan saat main trading saham online di aplikasi Binomo.

Namun, tersangka kembali menghimpun dana dari warga lainnya dengan modus baru atau investasi arisan dan sembako.

Uang yang terkumpul kemudian digunakan untuk membayar profit yang dijanjikan kepada nasabah sebelumnya.

I alias Iwong melakukan perubahan teknis pemberian keuntungan yang tadinya diberikan setiap awal bulan, kini menjadi setiap 3 bulan sekali.

Dia juga mengubah kuitansi atau tanda bukti investasi yang diberikan kepada para nasabah.

"Jadi dia buat 2 program, pertama investasi tabungan uang yang korbannya 837. Kemudian program arisan sembako yang korbannya 100 orang. Total kerugian Rp 23 miliar. Kalau dirinci untuk investasi tabungan itu kerugiannya Rp 15 miliar, kemudian untuk kerugian investasi arisan dan sembako itu senilai Rp 7,5 miliar," kata dia.

Seiring berjalannya waktu, tersangka akhirnya sudah tak bisa lagi merealisasikan keuntungan kepada para warga.

Begitu juga modal investasi yang tidak pernah dikembalikan.

Para nasabah kemudian sadar bahwa mereka telah dikelabui oleh tersangka.

Ratusan korban ini akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polres Bogor.

Handreas mengatakan, tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka bertambah lebih banyak lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asik Main Judi Online di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com