LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Lhokseumawe menginstruksikan seluruh tim dokter yang terlibat dalam vaksinasi remaja di kota itu untuk benar-benar memeriksa calon peserta vaksinasi.
Sehingga peristiwa yang dialami siswi SMK N 1 Lhokseumawe, Khana Darasa Naswa (15) tidak terulang kembali.
Khana sebelumnya muntah-muntah dan lemas setelah divaksin hingga harus dirawat selama empat hari di Rumah Sakit Bunga Melati Kota Lhokseumawe.
“Petugas medis yang screening (memeriksa) calon remaja atau siswa yang mau divaksin harus benar-benar jeli. Kalau memang tidak mungkin divaksin, jangan divaksin. Jangan loloskan vaksinasinya,” sebut Kepala Hubungan Masyarakat, Pemerintah Kota Lhokseumawe, Marzuki, per telepon, Selasa (28/9/2021).
Dia menyebutkan, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe harus benar-benar memastikan seluruh tim dokter memahami prosedur tetap (Protap) vaksinasi untuk remaja atau siswa.
Baca juga: Siswi SMK yang Muntah-muntah Usai Divaksin Pulang dari RS, Dokter: Bukan KIPI
“Jika pun ada catatan dari orangtua wali atau siswa itu sendiri soal kesehatannya harus dipastikan benar-benar. Tanyakan detail ke siswa itu, agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari,” katanya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh, Kota Lhokseumawe, Anwar, menyebutkan vaksinasi untuk siswa di Kota Lhokseumawe terus dilakukan.
“Utamanya SMK/SMA tetap lanjut vaksinasi. Agar tidak terulang kasus Khana itu, maka kita minta kepala sekolah dan wali kelas untuk komunikasi baik-baik dengan orangtua siswa, memastikan bahwa orangtua memberi izin untuk anaknya ikut vaksinasi,” kata Anwar.
Dia menyebutkan, kepala sekolah dan wali kelas juga memastikan apakah siswa memiliki riwayat penyakit atau tidak.
Sehingga tidak menimbulkan dampak lain setelah vaksinasi terjadi.
“Intinya jalin komunikasi dengan baik pada orangtua siswa dan siswa itu sendiri. Agar vaksinasi ini lancar hingga 30 September 2021,” pungkasnya.