KOMPAS.com - Sudah dua mingguan ini, pasangan suami istri, Wicaksono Dwi Siswadi dan Paula Gatiari, membuka tempat makan yang dinamai Waroeng Sak-sak'e.
Dalam bahasa Indonesia, “sak-sak’e” berarti “terserah”.
Di sini, pembeli tak harus membayar dengan uang tunai.
Pengunjung bisa membayar pesanan makanan dengan baju layak pakai, barang rongsokan, dan benda lainnya yang sudah tidak dimanfaatkan.
"Mau bayar pakai apa saja silakan, yang penting adalah jangan ada yang kelaparan, semua orang bisa makan," ujar Wicaksono, Kamis (23/9/2021).
Pria yang tinggal di Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, ini mengatakan, Waroeng Sak-sak'e terinsipirasi dari kebiasaan berbagi usai memancing.
Baca juga: Bayar Pakai Apa Saja Silakan, yang Penting Jangan Ada yang Kelaparan
"Teman-teman memiliki hobi memancing. Kemudian seringkali kita mendapat ikan yang banyak, lalu dibagikan kepada siapa saja yang ingin. Lalu, sejak sekitar dua tahun lalu, selain ikan, kita menambahi dengan sayuran. Siapa yang mau makan ikan dan sayur, silakan mengambil tiap hari Minggu," ucapnya.
Lewat Waroeng Sak-sak'e, Wicaksono dan istri ingin membantu orang lain, terutama orang-orang yang kesusahan mencari makan.
Pasalnya, Wicaksono mengaku dirinya pernah merasakan pengalaman serupa.
"Orang kalau tidak bisa makan berarti tidak punya uang, tapi mereka bisa mencari barang-barang bekas yang dapat ditukarkan dengan makanan," ungkapnya.
Menurut Wicaksono, barang-barang bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan kembali.
"Baju layak pakai bisa kita salurkan ke yang membutuhkan, barang rongsok bisa dijual untuk operasional warung. Jadi masih berguna juga barang-barang itu," terangnya.
Baca juga: 3 Warung Ini Pasang Spanduk Unik, Salah Satunya “Kepak Sayap Empon-empon”
Wicaksono menuturkan, Waroeng Sak-sak'e hanya buka saat malam hari. Kala siang, lokasi warung dipakai untuk bengkel las.
Baca juga: Dipecat karena Pandemi, Mantan Koki Hotel Berbintang Buka Warung Makan di Teras
"Saya membuka bengkel las, jadi siang untuk kerja, malam buka warung. Pengunjung selain warga biasa juga ada teman-teman dari komunitas. Warung ini pengembangan dari yang sebelumnya, dari ikan dan sayur jadi Waroeng Sak-sak'e," paparnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.