Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sutardi, 18 Tahun Jadi Guru Honorer Gajinya Rp 300.000, Nyambi Jadi Kuli Hidupi Keluarga

Kompas.com - 22/09/2021, 15:12 WIB
Irwan Nugraha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kesejahteraan profesi guru non-Pegawai Negeri Sipil (PNS) alias honorer di berbagai wilayah pelosok Indonesia sangat mengkhawatirkan.

Mereka menerima upah yang tak layak.

Pemerintah mencoba mengangkat derajat mereka lewat seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bagi guru usia 35 tahun ke atas.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kami Minta dengan Hormat, Pengabdian Guru Honorer Dianggap, Loloskan PPPK Tanpa Tes

Namun, hal itu masih tak menjamin kehidupan para guru honorer yang sudah puluhan tahun mencetak generasi muda menjadi orang-orang hebat.

Baca juga: Tangis Guru Honorer SD di Pandeglang Pecah, 18 Tahun Mengabdi, Lolos Seleksi PPPK, tapi Tak Dapat SK

Seperti dialami Sutardi (58), seorang guru honorer di wilayah terpencil di Kampung Legok Ngenang, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang selama ini mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Timuhegar.

Baca juga: Viral, Video Tangis Guru Honorer Pecah, Digendong Pengawas dan Tetap Ikut Ujian PPPK meski Stroke

Sutardi saat ini sedang mengikuti proses seleksi PPPK tahun 2021 yang berpusat di Kota Tasikmalaya.

Namun, usia yang dua tahun lagi masuk masa pensiun dinilai tak sebanding dengan 18 tahun pengabdiannya sebagai guru honorer.

Nyambi jadi kuli

Sutardi mulai tercatat resmi mengajar sebagai guru honorer di sekolah terpencil Tasikmalaya sejak 2003 saat usianya 40 tahun.

Hampir selama 18 tahun mengajar, Sutardi hanya mendapatkan upah Rp 150.000 sampai Rp 300.000 per bulan dari uang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disisihkan.

Tentu saja honor tersebut tak bisa mencukupi kebutuhan hidup Sutardi dan anak-anaknya.

Sutardi akhirnya bertahan hidup dengan menyambi sebagai kuli cangkul sawah, tukang jahit, dan tukang cukur di kampungnya.

Namun, meski upah yang diterima sangat kecil, Sutardi masih tetap semangat mengajar karena menilai jasa-jasa guru menjadikan anak didiknya orang yang cerdas dan sukses merupakan pekerjaan yang mulia.

"Saya hanya berharap semua yang saya lakukan akan dibalas oleh Allah SWT nantinya. Saya menabung untuk masa kekal nanti saja, Pak," jelas Sutardi saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (22/9/2021).

Tantangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Regional
Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Saat Ramadhan

Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Saat Ramadhan

Regional
Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi Volunteer di Posko Banjir Kota Semarang

Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi Volunteer di Posko Banjir Kota Semarang

Regional
Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal usai Menyelam di Raja Ampat

Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal usai Menyelam di Raja Ampat

Regional
Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Regional
Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi 'Online' Tarif Rp 500.000

Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi "Online" Tarif Rp 500.000

Regional
Pelabuhan Ciwandan Banten Mulai Layani Pemudik Motor 3-9 April 2024

Pelabuhan Ciwandan Banten Mulai Layani Pemudik Motor 3-9 April 2024

Regional
Berkat Kerja Keras Pj Apriyadi, 7 Desa di Muba Kini Dapat Nikmati Listrik PLN

Berkat Kerja Keras Pj Apriyadi, 7 Desa di Muba Kini Dapat Nikmati Listrik PLN

Regional
2 Kali Kalah, Benny K Harman Enggan Maju Lagi di Pilgub NTT

2 Kali Kalah, Benny K Harman Enggan Maju Lagi di Pilgub NTT

Regional
Kisah Sabiq, Disabilitas yang Mengajar Mengaji Seratusan Anak di Salatiga

Kisah Sabiq, Disabilitas yang Mengajar Mengaji Seratusan Anak di Salatiga

Regional
Keroyok Guru SMA, Ayah dan Anak di Lembata Ditetapkan Tersangka

Keroyok Guru SMA, Ayah dan Anak di Lembata Ditetapkan Tersangka

Regional
6 Wanita Sumbar Raih Kursi MPR RI, Keterwakilan Perempuan Naik

6 Wanita Sumbar Raih Kursi MPR RI, Keterwakilan Perempuan Naik

Regional
KM Sinar Lema 01 Diperkirakan Tenggelam di Perairan Raja Ampat

KM Sinar Lema 01 Diperkirakan Tenggelam di Perairan Raja Ampat

Regional
Soal Kematian Santri di Jambi, Hotman Paris Curiga Jasad Korban Disetrum

Soal Kematian Santri di Jambi, Hotman Paris Curiga Jasad Korban Disetrum

Regional
Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan

Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com