KOMPAS.com - Uji coba sistem ganjil genap akan diberlakukan di Jalan Malioboro dan Kebun Binatang Gembira Loka (GL Zoo), Kota Yogyakarta.
Sistem itu rencananya akan diberlakukan di setiap akhir pekan. Tujuannya adalah untuk mengurangi mobilitas di lokasi-lokasi tersebut.
"Ganjil genap dilaksanakan untuk menekan angka kasus Covid-19 agar segera hijau dan bisa beraktivitas seperti biasa," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Purwadi, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Detik-detik Bus Pariwisata Berpenumpang 27 Orang Terguling di Gunungkidul, Ini Imbauan Polisi
Berikut tiga hal penting terkait aturan itu:
Purwadi menjelaskan, pemberlakuan sistem ganjil genap akan berlaku bagi roda dua dan empat.
Selain itu, pemberlakuan itu juga berlaku bagi kendaraan dari plat luar Kota Yogyakarta.
"Semua (roda 2 dan 4) kalau dilihat dari kondisi sekarang orang wisata tidak hanya dengan roda 4. Berlaku juga untuk pelat nomor dalam kota dan luar kota," papar dia.
Baca juga: Keluhan Pedagang Malioboro: Sekarang Lebih Berat, Boleh Jualan tapi Akses Jalan Ditutup
Purwadi mengatakan, pemberlakukan ganjil genap itu akan berlaku di tiga lokasi wisata.
Untuk uji coba di kawasan Malioboro sudah dilakukan pada akhir pekan lalu.
"Kita akan berlakukan ganjil genap di tempat wisata, Malioboro juga akan kita ikutkan karena yang baru buka tiga destinasi wisata (Tebing Breksi, GL Zoo, dan Hutan Pinus di Mangunan)," ujar Purwadi
Dalam uji coba itu Polresta Yogyakarta siapkan sebanyak tiga pos polisi untuk pemeriksaan kendaraan bermotor.
Sementara itu, Purwadi mengatakan, pemberlakuan itu merupakan bagian dari Operasi Patuh Progo 2021.
Dalam operasi itu, polisi mengutamakan langkah-langkah edukatif, preventif, dan juga humanis.
Baca juga: Kebijakan Ganjil Genap Bakal Berlaku di Jalan Malioboro pada Akhir Pekan
Pelanggaran yang ditindak pada operasi ini adalah pelanggaran yang benar-benar membahayakan masyarakat.
"Untuk penindakan solusi terakhir kita. Kita utamakan preventif, edukatif, dan humanis pelanggaran yang ditindak adalah pelanggaran yang benar-benar sangat membahayakan masyarakat," kata dia.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.