Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Fenomena Burung Pipit Mati di Cirebon dan Bali hingga Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 14/09/2021, 16:36 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Belum lama ini masyarakat sempat dihebohkan dengan matinya ribuan burung pipit di sebuah kuburan atau setra di Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Kamis (9/9/2021) lalu.

Kali ini, fenomena matinya burung pipit juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (14/9/2021).

Burung pipit tersebut mati mendadak di dalam lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon. Namun, jumlahnya hanya ratusan.

Lalu apa penyebab matinya burung pipit di Cirebon dan Bali tersebut.

Ribuan burung pipit yang mati di Bali viral di media sosial

Burung Pipit Russet (Passer cinnamomeus).sciencealert Burung Pipit Russet (Passer cinnamomeus).

Matinya ribuan burung pipit di Bali sempat viral di media sosial.

Kadek Sutika, perekam video yang juga warga setempat mengatakan, awalnya dirinya melihat burung pipit mendadak berjatuhan pada Kamis (9/9/2021).

Fenomena langka itu pertama kali ia ketahui saat dirinya berkendara menuju rumah temannya sekitar pukul 08.00 Wita.

Di tengah perjalanan, hujan tiba-tiba turun dengan lebat.

Ia pun langsung memutuskan untuk putar balik kembali ke rumahnya. Saat itu, ia melihat gerombolan warga baik dewasa dan anak-anak telah ramai di pekuburan.

"Saya lihat ke kuburan, anak-anak sudah banyak yang mengambil-ambil burung itu. Saya lihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup," kata Sutika saat dihubungi, Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, jumlah burung yang berjatuhan bukan ratusan, melainkan ribuan.

"Banyak sekali (yang jatuh dan mati), jumlahnya ribuan lebih," ungkapnya.

Baca juga: Kesaksian Perekam Video Viral Burung Pipit Berjatuhan di Bali: Jumlahnya Ribuan

 

Akibat cuaca ekstrem burung pipit mati

ilustrasi ribuan burung pipit mati.handout/Wayan Supandi ilustrasi ribuan burung pipit mati.

Kepala Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka menduga, ribuan burung tersebut mati karena tak kuat melawan cuaca ekstrem.

Kata Made, cuaca ektrem yang dimaksud yakni berupa hujan dan angin kencang. Sebab, lanjutnya, saat ini masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan.

"Karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata Made.

Baca juga: Sutika Kaget, Saat Berkendara Tiba-tiba Lihat Ribuan Burung Pipit Berjatuhan: Diambili Anak-anak

 

Fenomena burung pipit mati baru pertama kali terjadi

Burung pipit zebraNiagara Falls Aviary/Wikipedia Burung pipit zebra

Sementara itu, Kasubag Humas Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto mengatakan, fenomena ratusan burung pipit mati merupakan peristiwa pertama yang terjadi di wilayahnya.

Karena belum pernah terjadi sebelumnya, fenomena itu pun dianggap sebagai hal yang aneh.

"Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu (berjatuhan). Artinya, kita tidak tahu, (apa) jatuh langsung, kita juga tidak tahu. Ini baru pertama yang saya ketahui," katanya, Kamis saat dihubungi.

Namun, kata Prawono, pihaknya belum bisa memastikan penyebab fenomena itu.

Dugaan sementara matinya ribuan burung pipit akibat curah hujan yang tinggi.

"Tapi kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi. Sehingga mengakibatkan burung-burung berjatuhan, bisa saja seperti itu," ungkapnya.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Ini Dugaan Penyebab dan Analisanya

 

Burung pipit mati diduga keracunan pestisida

ilustrasi petani menutupi tanaman padinya dengan jaring untuk menghalau hama burung pipit.Kompas.com/M.Agus Fauzul Hakim ilustrasi petani menutupi tanaman padinya dengan jaring untuk menghalau hama burung pipit.

Namun, dugaan lainnya adalah burung tersebut mati karena keracunan petisida.

Hal itu diketahui setelah tim dari BKSDA melakukan penyelidikan dan mengetahui perilaku masyarakat di sekitar Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Warga disebut menggunakan pestisida nonalami.

Menurutnya, saat mencari makan, burung pipit pasti bergerombol dari ratusan sampai ribuan ekor.

Kemudian, burung pipit itu mencari makan di tanaman padi yang baru tumbuh, yang mungkin saja baru selesai disemprot pestisida.

"Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut," ujarnya.

Baca juga: Analisis BKSDA soal Penyebab Ribuan Burung Pipit Berjatuhan, Curah Hujan hingga Keracunan Pestisida

 

Ratusan burung pipit juga mati mendadak di Cirebon

Hasil tangkap layar dari video milik petugas kebersihan Pemkot Cirebon, Selasa (14/9/2021). Ratusan burung mati mendadak di halaman Pemkot Cirebon.Tangkapan layar Instagram Hasil tangkap layar dari video milik petugas kebersihan Pemkot Cirebon, Selasa (14/9/2021). Ratusan burung mati mendadak di halaman Pemkot Cirebon.

Fenomena ratusan burung pipit mati mendadak juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat, Selasa pagi.

Burung pipi tersebut ditemukan mati di dalam lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon.

Sama halnya dengan di Bali, fenomena burung pipit mati mendadak ini juga baru pertama kali terjadi di Cirebon.

Protokol Pemerintah Kota Cirebon Prasojo Rahardjo Utomo menduga, burung mati karena perubahan iklim.

Burung-burung tersebut diduga tidak kuat dengan perubahan dari cuaca panas ke kondisi dingin dalam waktu singkat.

"Mungkin karena kondisi Kota Cirebon selama dua hari ini hujan terus. Waktunya dimulai sejak dini hari hingga pagi," kata Prasojo kepada Kompas.com di gedung Steda kota Cirebon, Selasa.

Baca juga: Fenomena Ribuan Burung Pipit Mati di Bali dan Cirebon dalam 2 Pekan, Apa Penyebabnya?

 

(Penulis : Ach Fawaidi, Muhamad Syahri Romdhon | Editor : David Oliver Purba, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com