Seekor anak kambing yang baru dilahirkan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengegerkan warga karena memiliki wajah menyeramkan.
Kambing tersebut memiliki satu kelopak dengan dua bola mata yang besar, bentuk gigi-gigi yang berukuran besar seperti manusia sehingga terlihat aneh. Diduga kambing itu mengalami kelainan genetika.
Pemilik kambing, Rahmad Effendi (56) mengatakan, sebelum melahirkan, induk kambing memerlihatkan perilaku yang tak biasa.
Sepanjang malam, sambungnya, mengembek dan meronta-ronta di dalam kandang.
“Esoknya saya cek ternyata mau lahiran, kepala anaknya sudah nongol,” kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Namun, saat ditunggu berjam-jam induk kambing betina itu tak kunjung melahirkan.
Ketika dicek yang kedua kalinya, kepala anak kambing tersebut sudah tidak bergerak.
“Sepertinya sudah mati, tidak ada tanda-tanda kehidupan,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 yang mengharuskan pelajar belajar secara daring di rumah ternyata meninggalkan jejak prihatin bagi seorang murid sekolah dasar di Cianjur, Jawa Barat.
Murid kelas 4 di sebuah sekolah dasar negeri di Cianjur diketahui lupa cara membaca saat sekolah tatap muka kembali dibuka.
Dari penelusuran Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, murid tersebut tak ada yang memperhatikan kegiatan belajar di rumah karena ibunya bekerja dan ayahnya sudah meninggal.
Karena prihatin, guru-guru di SD anak tersebut pun berembuk dan fokus untuk menangani secara cepat agar murid tersebut bisa kembali membaca.
"Jadi ada murid kelas 4 sekolah dasar yang lupa cara membaca karena kelamaan di rumah. Setelah kami telusuri ternyata ibunya bekerja dan ayahnya sudah meninggal, jadi tak ada yang memperhatikannya saat belajar di rumah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Himam Haris, di Kampus SMKN 1 Cianjur, Senin (6/9/2021).
Baca juga: Efek Kelamaan Belajar dari Rumah, Murid Kelas 4 SD Mengaku Lupa Cara Membaca
Sejumlah penggali kubur di TPU Pandanwangi, Kota Malang mengaku belum menerima insentif yang menjadi haknya.
Seharusnya mereka menerima insentif sebesar Rp 750.000 untuk sekali pemakaman.
Salah seorang penggali kubur di TPU tersebut Suhari mengaku, tidak menerima insentif sesuai jumlah yang seharusnya.