Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Kurang dari 60, Sepuluh SMP Swasta di Gunungkidul Terancam Tidak Dapat Dana BOS Lagi

Kompas.com - 06/09/2021, 18:16 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Kebijakan tentang persyaratan pencairan dana bantuan operasional sekolah (BOS) berdampak terhadap dunia pendidikan di Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Ada beberapa SMP swasta yang terancam dihentikan pemberian BOS oleh pemerintah karena jumlah siswanya kurang.

Ketentuan pencairan dana BOS tersebut tertuang dalam Permendikbud 6/2021 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan BOS Reguler.

Ada sejumlah persyaratan bagi sekolah untuk mendapatkan dana BOS reguler. Di dalam Pasal 3 ayat 2 huruf dijelaskan bahwa syarat sekolah mendapatkan dana BOS reguler adalah memiliki jumlah siswa paling sedikit 60 siswa selama tiga tahun terakhir.

"Sosialisasi (terkait penghentian BOS sekolah yang kurang dari 60 siswa selama 3 tahun) sudah dilakukan sejak 2019, jadi tidak ujug-ujug (mendadak)," kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul, Kiswara saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Senin (6/9/2021).

Baca juga: Cerita Siswa SD di Solo Kembali Belajar Tatap Muka: Sudah Lama Menunggu, Senang Bisa Sekolah Lagi

Dijelaskan,  penghentian dana BOS dampaknya sangat terasa terutama sekolah swasta.

Informasi yang dia terima, ada sekitar 10 SMP swasta jumlah siswanya kurang dari 60 dalam tiga tahun terakhir. Kemungkinan tahun depan tidak mendapatkan BOS. Sekolah tersebut akan dikembalikan ke yayasan terkait operasionalnya. Jika ada sekolah negeri yang kurang, maka diserahkan ke pemda.

"Tahun depan kalau masih melakukan layanan pendidikan, biaya dari yayasan," kata Kiswara.

"Untuk jumlah sekolah (SMP) yang kurang dari 60 siswa ada sekitar 10 sekolah semuanya swasta, kalau negeri aman," kata dia.

Baca juga: Mata Bocah Korban Pesugihan Orangtua Selesai Dioperasi, Dokter: Ada Sel yang Rusak, Mudah-mudahan Membaik

Kasubag Perencanaan Disdikpora Kabupaten Gunungkidul, Sumarno mengaku belum bisa menyampaikan berapa sekolah yang terkena dampak kebijakan penghentian pencairan dana BOS.

Petugas masih melakukan pembaruan data data pokok pendidikan (dapodik) sebagai dasar perhitungan BOS.

"Masih melakukan sinkronisasi data Dapodik sebelum tanggal 31 Agustus 2021. Nanti bisa diketahui sekolah mana yang bisa melakukan pencairan dana BOS tahap III Tahun 2021," kata Sumarno. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com