Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

208 PMI Tiba di NTT, Dideportasi dari Malaysia karena Tak Miliki Dokumen

Kompas.com - 04/09/2021, 17:46 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 208 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia, tiba di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kupang Siwa mengatakan, ratusan warga NTT itu dipulangkan karena bermasalah dan bekerja tanpa memiliki dokumen lengkap.

Mereka dipulangkan oleh pihak UPT BP2MI Nunukan dengan Kapal KM Bukit Siguntang.

Baca juga: Malaysia Kembali Deportasi 198 PMI Asal NTT, Ini Penyebabnya

Siwa menyebut, 208 PMI itu berasal dari Kabupaten Flores Timur (119 orang), Lembata (38 orang), dan Alor (13 orang).

Kemudian Timor Tengah Selatan (12 orang), Sikka (11 orang), Malaka (4 orang), Alor (4 orang), Nagekeo (3 orang) Ende (2 orang) dan Kabupaten Kupang (2 orang).

"Mereka tiba kemarin dan hari ini di tiga pelabuhan laut yang berbeda," kata Siwa, kepada Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).

Siwa menuturkan, PMI yang berasal dari Kabupaten Sikka, Ende dan Nagekeo, turun di Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Kemudian PMI dari Kabupaten Flores Timur dan Lembata turun di Pelabuhan Larantuka.

Sedangkan PMI dari Kabupaten Alor, Timor Tengah Selatan dan Belu, turun di Pelabuhan Tenau Kupang.

"Namun, ada sebagian dari Kabupaten Alor, turun di Pelabuhan Larantuka," kata Siwa.

Baca juga: Aliran Listrik ke RS PMI Aceh Utara Diputus PLN gara-gara 3 Bulan Menunggak

 

Jumlah bertambah

Siwa mengatakan, data semula, ada sebanyak 198 PMI yang dideportasi.

Tetapi hasil pendataan riil di lapangan, terdapat tambahan dari beberapa Kabupaten sehingga total semua menjadi 208 orang.

Siwa menjelaskan, terdapat 17 orang yang akan turun di Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Tetapi, hanya 16 orang yang tiba dan turun di Maumere, Jumat (3/9/2021), karena satu orang terlambat naik kapal di Nunukan.

Sebanyak 16 PMI yang turun di Pelabuhan Lorens Say Maumere berasal dari Kabupaten Sikka 11 orang, Kabupaten Negekeo tiga orang dan Ende dua orang.

Setelah turun, mereka lalu dijemput oleh tim Pos Pelayanan BP2MI Maumere dan dibawa ke Kantor Pelayanan BP2MI Maumere.

Setelah pendataan dan administrasi di Pos Pelayanan BP2MI Maumere, 11 orang asal Kabupaten Sikka dijemput oleh tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sikka untuk karantina terpusat.

Baca juga: Ibu Hamil yang Hilang Terseret Banjir Bandang di NTT Ditemukan Tewas

Sedangkan tiga orang asal Kabupaten Nagekeo dan dua orang asal Kabupaten Ende baru dapat dipulangkan hari ini.

Kemudian, yang turun di Pelabuhan Larantuka sebanyak 170 orang, dengan rincian 119 orang dari Kabupaten Flores Timur, 38 orang dari Lembata dan 13 orang dari Alor

Sedangkan yang turun di Pelabuhan Tenau Kupang sebanyak 22 orang, dengan rincian 12 orang dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Alor dan Kabupaten Malaka masing-masing empat orang dan Kabupaten Kupang dua orang.

Seluruh PMI dari Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan diangkut menggunakan Bus Damri yang disiapkan UPT BP2MI Kupang

Untuk PMI dari Kabupaten Malaka diantar oleh petugas BP2MI menggunakan mobil dinas.

"Untuk PMI dari Alor, dipulangkan dengan kapal feri tujuan Kupang- Alor dan akan dijemput Pemda Alor. Semua pembiayaan difasilitasi UPT BP2MI Kupang," kata Siwa. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com