Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Sekolah yang Ditutup Tembok Setinggi 3 Meter, Wagub Jabar: Pemprov Akan Bantu

Kompas.com - 03/09/2021, 15:12 WIB
Irwan Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, berang saat meninjau dan melihat langsung bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kota Tasikmalaya yang akses jalannya ditutup oleh pemilik lahan di depannya pada Jumat (3/9/2021) pagi.

Uu mengatakan, permasalahan ini harus segera dimusyawarahkan bersama pemilik lahan dan bila tak muncul terus pemiliknya, pemerintah akan bersikap karena selama ini tembok yang dibangun itu tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan menyalahi aturan.

Baca juga: Bangunan SD di Tasikmalaya Ditutup Benteng Setinggi 3 Meter, Siswa Bingung Cari Jalan Masuk Saat Mulai PTM

"Harus dimusyawarahkan dengan pihak pemilik, karena pemilik tak mau memberikan akses jalan selama ini. Pemilik ini bangunannya tidak ada IMB, pagar terlalu tinggi dan banyak lagi tak sesuai aturan. Jadi ada solusi, pemilik bisa memanfaatkan tanahnya dan pemerintah punya akses jalan sekolah seperti sebelumnya. Kalau tidak selesai dengan musyawarah, ini harus ada akses keluar. Pemerintah akan bersikap, harus dan wajib ada akses jalan lagi," jelas Uu kepada wartawan di lokasi sekolah, Jumat pagi.

Uu menambahkan, pihak Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan menunggu dulu penyelesaian permasalahan ini oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.

Baca juga: Soal Sekolah Ditutup Benteng Setinggi 3 Meter, Sekda Kota Tasikmalaya: Kami Akan Cari Solusi

Dirinya datang ke lokasi seusai diperintahkan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah berita terkait sekolah ini ramai diberitakan di berbagai media massa.

"Saya ditugaskan langsung oleh Pak Gubernur Jawa Barat ke sekolah ini. Ternyata ini pemiliknya tak pernah datang saat dipanggil oleh pihak pemerintah setempat," tambah Uu.

Uu pun mengaku saat di lokasi diminta masyarakat untuk segera membongkar tembok beton setinggi 3 meter yang menutup akses jalan sekolah tersebut.

 

Foto-foto jalan darurat terjal dan membahayakan serta lewat pesawahan dan kuburan harus dilewati ratusan pelajar SDN Tugu 2 Kota Tasikmalaya, seusai jalan utamanya ditembok benteng beton 3 meter oleh pemilik lahannya, Rabu (2/9/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Foto-foto jalan darurat terjal dan membahayakan serta lewat pesawahan dan kuburan harus dilewati ratusan pelajar SDN Tugu 2 Kota Tasikmalaya, seusai jalan utamanya ditembok benteng beton 3 meter oleh pemilik lahannya, Rabu (2/9/2021).

Sebab, menurutnya selama ini pemilik lahan tak pernah mau berkomunikasi dengan pemerintah setempat dan tak menjalankan norma sosial untuk kepedulian kepentingan pendidikan di Kota Tasikmalaya.

"Saya datang melihat dan bertanya kepada kepsek, ketua komite, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga hadir. Barusan kata masyarakat bilang bongkar saja, pasti pemiliknya datang. Jadi seolah-olah dia (pemilik lahan) tenang saja, dia seperti pemilik saja, mentang-mentang punya sertifikat. Kita ini hidup di Indonesia. Tak cukup normatif asal punya sertifikat, norma sosialnya mana? Saya menunggu Kota Tasikmalaya bisa selesaikan ini nggak? Tapi, saya yakin oleh kota (Pemkot Tasikmalaya) selesai. Tapi kalau nggak beres pun, Pemprov akan bantu," ujar Uu.

Baca juga: Sekda Tasikmalaya Yakin Tembok 3 Meter yang Tutupi Jalan Masuk SD Segera Dibuka Pemilik Lahan

Uu pun berharap pemiliknya datang dan menemui pemerintah setempat untuk bermusyawarah.

Apalagi, selama ini pihak DPRD Kota Tasikmalaya telah menjadwalkan pertemuan dengan pemilik lahan secepatnya.

"Ini paling perlu dua meter (akses jalan) cukup, asal bisa motor dan jalan bisa. Karena sekarang ini semuanya tertutup. Lihat, posisinya sudah tutup oleh tembok beton. Dari provinsi sudah muncul ke lokasi, kalau tak datang saat diundang oleh DPRD nanti, itu sanksinya kurungan penjara," ujar dia.

Foto-foto bangunan SDN Tugu 2, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tak punya lagi akses jalan masuk ke sekolah usai jalan utamanya ditutup benteng 3 meter pemilik lahan pribadi di depannya saat pemberlakuan PTM Terbatas PPKM Level 3 Kota Tasikmalaya, Selasa (31/8/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Foto-foto bangunan SDN Tugu 2, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tak punya lagi akses jalan masuk ke sekolah usai jalan utamanya ditutup benteng 3 meter pemilik lahan pribadi di depannya saat pemberlakuan PTM Terbatas PPKM Level 3 Kota Tasikmalaya, Selasa (31/8/2021).

Sebelumnya, sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan lagi usai ditutup tembok beton setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depan akses jalan utama sekolah.

Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akibat pandemi, akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan tembok beton setinggi 3 meter.

Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar ketika dimulai kembali PTM terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, nggak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu ditembok 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," jelas Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).

Sri pun mendapatkan informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.

Baca juga: Imbas SD Ditembok 3 Meter, Guru dan Orangtua Murid Sering Terperosok Saat Lewati Jalan Darurat yang Rawan Longsor

Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh sekolah lalu menutup dengan tembok beton setinggi 3 meter.

Permasalahan ini pun telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Bahkan, sempat ada pertemuan antara pemilik lahan, masyarakat sekitar, pihak sekolah dan dinas terkait setempat membahas berkaitan akses jalan sekolah ini.

Seusai ditutup beton, lanjut Sri, pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk.

Sehingga, ratusan murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan persawahan dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.

"Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Seluruh Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com