Salin Artikel

Tinjau Sekolah yang Ditutup Tembok Setinggi 3 Meter, Wagub Jabar: Pemprov Akan Bantu

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, berang saat meninjau dan melihat langsung bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kota Tasikmalaya yang akses jalannya ditutup oleh pemilik lahan di depannya pada Jumat (3/9/2021) pagi.

Uu mengatakan, permasalahan ini harus segera dimusyawarahkan bersama pemilik lahan dan bila tak muncul terus pemiliknya, pemerintah akan bersikap karena selama ini tembok yang dibangun itu tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan menyalahi aturan.

"Harus dimusyawarahkan dengan pihak pemilik, karena pemilik tak mau memberikan akses jalan selama ini. Pemilik ini bangunannya tidak ada IMB, pagar terlalu tinggi dan banyak lagi tak sesuai aturan. Jadi ada solusi, pemilik bisa memanfaatkan tanahnya dan pemerintah punya akses jalan sekolah seperti sebelumnya. Kalau tidak selesai dengan musyawarah, ini harus ada akses keluar. Pemerintah akan bersikap, harus dan wajib ada akses jalan lagi," jelas Uu kepada wartawan di lokasi sekolah, Jumat pagi.

Uu menambahkan, pihak Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan menunggu dulu penyelesaian permasalahan ini oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.

Dirinya datang ke lokasi seusai diperintahkan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil setelah berita terkait sekolah ini ramai diberitakan di berbagai media massa.

"Saya ditugaskan langsung oleh Pak Gubernur Jawa Barat ke sekolah ini. Ternyata ini pemiliknya tak pernah datang saat dipanggil oleh pihak pemerintah setempat," tambah Uu.

Uu pun mengaku saat di lokasi diminta masyarakat untuk segera membongkar tembok beton setinggi 3 meter yang menutup akses jalan sekolah tersebut.

Sebab, menurutnya selama ini pemilik lahan tak pernah mau berkomunikasi dengan pemerintah setempat dan tak menjalankan norma sosial untuk kepedulian kepentingan pendidikan di Kota Tasikmalaya.

"Saya datang melihat dan bertanya kepada kepsek, ketua komite, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga hadir. Barusan kata masyarakat bilang bongkar saja, pasti pemiliknya datang. Jadi seolah-olah dia (pemilik lahan) tenang saja, dia seperti pemilik saja, mentang-mentang punya sertifikat. Kita ini hidup di Indonesia. Tak cukup normatif asal punya sertifikat, norma sosialnya mana? Saya menunggu Kota Tasikmalaya bisa selesaikan ini nggak? Tapi, saya yakin oleh kota (Pemkot Tasikmalaya) selesai. Tapi kalau nggak beres pun, Pemprov akan bantu," ujar Uu.

Uu pun berharap pemiliknya datang dan menemui pemerintah setempat untuk bermusyawarah.

Apalagi, selama ini pihak DPRD Kota Tasikmalaya telah menjadwalkan pertemuan dengan pemilik lahan secepatnya.

"Ini paling perlu dua meter (akses jalan) cukup, asal bisa motor dan jalan bisa. Karena sekarang ini semuanya tertutup. Lihat, posisinya sudah tutup oleh tembok beton. Dari provinsi sudah muncul ke lokasi, kalau tak datang saat diundang oleh DPRD nanti, itu sanksinya kurungan penjara," ujar dia.

Sebelumnya, sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan lagi usai ditutup tembok beton setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depan akses jalan utama sekolah.

Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akibat pandemi, akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan tembok beton setinggi 3 meter.

Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar ketika dimulai kembali PTM terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, nggak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu ditembok 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," jelas Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).

Sri pun mendapatkan informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.

Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh sekolah lalu menutup dengan tembok beton setinggi 3 meter.

Permasalahan ini pun telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Bahkan, sempat ada pertemuan antara pemilik lahan, masyarakat sekitar, pihak sekolah dan dinas terkait setempat membahas berkaitan akses jalan sekolah ini.

Seusai ditutup beton, lanjut Sri, pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk.

Sehingga, ratusan murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan persawahan dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.

"Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/03/151254978/tinjau-sekolah-yang-ditutup-tembok-setinggi-3-meter-wagub-jabar-pemprov

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke