Disdik Tasikmalaya berupaya lobi pemilik
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi, membenarkan tak adanya akses jalan ke SDN Tugu 2 di wilayanya akibat ditutup benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan yang mengklaim disahkan oleh sertifikat yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tasikmalaya.
Pihaknya pun beberapa kali melakukan pertemuan membahas akses jalan utama tersebut sampai mendapatkan hasil diberikan jalan selebar setengah meter saja.
Namun, sampai sekarang tak bisa dibangun karena akses jalan yang diberikan setengah meter itu sangat sempit dan tetap tak bisa digunakan.
"Pernah ada pertemuan membahas ini dan hasilnya yang ditutup benteng itu pemiliknya memberikan akses jalan lebar setengah meter dari sekolah ke jalan. Namun, kita akan usahakan ke pemilik lahan satunya lagi supaya memberikan setengah meter lagi supaya bisa jadi akses jalan sekolah. Jadi depan sekolah ini ada dua pemilik lahan berbeda orang," kata Budiaman.
Pihaknya berharap sekolah sebagai tempat belajar para penerus bangsa ini bisa diprioritaskan dalam pelayanan pendukung infrastrukturnya.
Pihaknya pun sampai sekarang bersama instansi lainnya masih mencari peta pembangunan sekolah Negeri tersebut di awal pendiriannya karena dinilai ada kejanggalan sampai tak memiliki akses jalan masuk sekolah.
Selain itu, pihaknya bersama instansi lainnya pun akan terus berupaya mendapatkan tambahan lebar akses jalan supaya tak hanya lebar setengah meter saja.
"Kalau setengah meter, motor saja tak bisa masuk. Terus masa jalannya pada miring masuk ke sana. Kita terus berupaya meminta tambahan lebar akses jalan ke pemilik lahan satunya lagi. Mudah-mudahan ada kebaikan yang tulus dari pemilik lahan untuk kepentingan kecerdasan generasi bangsa," ujar dia.
Sementara itu, Rina (12), salah seorang murid kelas VI di sekolah itu mengaku sangat sedih saat PTM dibuka kembali malah harus susah mencari jalan ke sekolahnya.
Dirinya bersama teman-temannya terpaksa harus memutar lebih jauh ke belakang sekolah lewat sawah dan pemakaman umum.
"Dulu ada jalan di sini Pak. Sekarang enggak ada (karena) dibenteng. Sekarang harus ke belakang sekolah jadi jauh lewat sawah dan kuburan," singkatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.