Salin Artikel

Bangunan SD di Tasikmalaya Ditutup "Benteng" Setinggi 3 Meter, Siswa Bingung Cari Jalan Masuk Saat Mulai PTM

Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas pembelajaran tatap muka akibat pandemi akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan benteng setinggi 3 meter.

Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar saat dimulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, enggak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang," jelas Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).

"Nah, oleh pemilik lahan itu dibenteng 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," lanjutnya. 

Sri pun mendapatkan informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.

Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh sekolah lalu membentengnya setinggi 3 meter.

Permasalahan ini pun telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Siswa harus lewati sawah dan kuburan untuk bisa bersekolah

Seusai ditutup benteng, lanjut Sri, pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk.

Sehingga, ratusan murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan pesawahan dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.

"Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri.


Disdik Tasikmalaya berupaya lobi pemilik

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi, membenarkan tak adanya akses jalan ke SDN Tugu 2 di wilayanya akibat ditutup benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan yang mengklaim disahkan oleh sertifikat yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tasikmalaya.

Pihaknya pun beberapa kali melakukan pertemuan membahas akses jalan utama tersebut sampai mendapatkan hasil diberikan jalan selebar setengah meter saja.

Namun, sampai sekarang tak bisa dibangun karena akses jalan yang diberikan setengah meter itu sangat sempit dan tetap tak bisa digunakan.

"Pernah ada pertemuan membahas ini dan hasilnya yang ditutup benteng itu pemiliknya memberikan akses jalan lebar setengah meter dari sekolah ke jalan. Namun, kita akan usahakan ke pemilik lahan satunya lagi supaya memberikan setengah meter lagi supaya bisa jadi akses jalan sekolah. Jadi depan sekolah ini ada dua pemilik lahan berbeda orang," kata Budiaman.

Pihaknya berharap sekolah sebagai tempat belajar para penerus bangsa ini bisa diprioritaskan dalam pelayanan pendukung infrastrukturnya.

Pihaknya pun sampai sekarang bersama instansi lainnya masih mencari peta pembangunan sekolah Negeri tersebut di awal pendiriannya karena dinilai ada kejanggalan sampai tak memiliki akses jalan masuk sekolah.

Selain itu, pihaknya bersama instansi lainnya pun akan terus berupaya mendapatkan tambahan lebar akses jalan supaya tak hanya lebar setengah meter saja.

"Kalau setengah meter, motor saja tak bisa masuk. Terus masa jalannya pada miring masuk ke sana. Kita terus berupaya meminta tambahan lebar akses jalan ke pemilik lahan satunya lagi. Mudah-mudahan ada kebaikan yang tulus dari pemilik lahan untuk kepentingan kecerdasan generasi bangsa," ujar dia.

Sementara itu, Rina (12), salah seorang murid kelas VI di sekolah itu mengaku sangat sedih saat PTM dibuka kembali malah harus susah mencari jalan ke sekolahnya.

Dirinya bersama teman-temannya terpaksa harus memutar lebih jauh ke belakang sekolah lewat sawah dan pemakaman umum.

"Dulu ada jalan di sini Pak. Sekarang enggak ada (karena) dibenteng. Sekarang harus ke belakang sekolah jadi jauh lewat sawah dan kuburan," singkatnya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/08/31/133600378/bangunan-sd-di-tasikmalaya-ditutup-benteng-setinggi-3-meter-siswa-bingung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke