Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di Salatiga Didominasi Orang Dekat

Kompas.com - 27/08/2021, 10:35 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Salatiga, Jawa Tengah, sampai Juli 2021 tercatat ada 11 kasus.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Salatiga Henni Mulyani mengatakan, kekerasan terhadap perempuan di tahun 2019 ada dua kasus, 2020 ada sembilan kasus, dan hingga Juli 2021 tercatat empat kasus.

"Sementara untuk kekerasan anak tahun 2019 ada sembilan kasus, 2020 sembilan kasus, serta sampai Juli 2021 terjadi tujuh kasus," jelasnya saat dihubungi, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Dinas KBPPPA Gresik Curiga Banyak Kasus Kekerasan Anak Tak Dilaporkan

Henni mengatakan, pelaku kekerasan didominasi orang-orang terdekat korban.

"Pelaku memang kebanyakan adalah suami atau ayah. Ini tentu menjadi keprihatinan kita, karena mereka yang seharusnya melindungi dan mengasihi, malah menjadi pelaku kekerasan," terangnya.

Selain suami atau ayah, ada juga ibu yang melakukan kekerasan.

"Kecenderungannya memang orang yang lebih dewasa yang menjadi pelaku," terang Henni.

Dia menjelaskan, bentuk kekerasan yang dialami perempuan di antaranya adalah kekerasan fisik, psikis, seksual, perebutan hak asuh anak, serta kekerasan verbal.

"Jika ini yang terjadi, tentu sangat tidak baik untuk proses tumbuh kembang anak. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan yang baik," tegas Henni.

Baca juga: Wali Kota Ambon Sebut Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat pada 2020

Menurutnya, penyebab utama terjadinya kekerasan adalah perceraian. Selain itu juga perselisihan, perselingkuhan, ekonomi, penelantaran, dan pemerkosaan.

Untuk para korban, kata Henni, DP3AP2KB melakukan pendampingan untuk pemulihan kondisinya.

"Kita juga melakukan home visit, mediasi, serta rujukan," terangnya.

Di Salatiga, lanjutnya, juga telah layanan ada Pusaka (Pusat Sahabat Keluarga).

Layanan Pusaka bertujuan untuk memermudah masyarakat menyampaikan pengaduan masalah keluarga sehingga lebih terjamin kerahasiaannya.

Sebab, masyarakat masih ada budaya takut untuk melaporkan kasus apalagi jika pelaku kekerasan adalah orang terdekat atau keluarga.

"Informasi tetap harus terbuka tetapi privasi korban harus dijaga, khususnya anak-anak yang harus kita lindungi masa depannya. Pusat pelayanan Pusaka ini harus diwujudkan sebagai sarana untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan pengaduan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com