SURABAYA, KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa melakukan penelitian kualitas air Sungai Kali Surabaya sejak awal Agustus 2021.
Hasilnya, mikroplastik atau serpihan plastik lebih mendominasi dibandingkan jumlah plankton.
Kondisi tersebut dianggap mengancam kelestarian ekosistem perikanan di sungai Kali Surabaya karena plankton adalah pakan alami ikan.
"Keberadaan plastik di dalam air Kali Surabaya sangat juga membahayakan, karena sebagian besar air Kali Surabaya digunakan sebagai bahan baku air bersih PDAM untuk wilayah Surabaya dan Gresik," kata mahasiswi jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dita Adriana dikonfirmasi, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Dispendik Surabaya: Wali Murid Tak Wajib Beli Seragam Baru untuk Siswa
Penelitian dilakukan dengan mengambil 10 liter sampel air di wilayah hulu hingga hilir sungai Kali Surabaya, dari wilayah Mlirip (Mojokerto), Wringinanom (Gresik) dan Sidomulyo (Sidoarjo).
Sampel tersebut lantas diperiksa dan diamati menggunakan mikroskop.
Di wilayah Mlirip (Mojokerto), dari sampel 10 liter air yang diambil, ditemukan 76 plankton, di Wringinanom (Gresik) ditemukan 39 plankton dan di Sidomulyo (Sidoarjo) ditemukan 31 plankton.
Sementara jumlah mikroplastik berukuran kurang dari 5 milimeter jumlahnya mencapai 85 partikel di Mlirip (Mojokerto), 75 partikel di Wringinanom (Gresik) dan 67 partikel di Sidomulyo (Sidoarjo).
Menurut Dita, temuan mikroplastik akan membawa kerusakan esosistem secara sistemik di sungai Kali Surabaya.
Sementara selama ini Kali Surabaya telah menjadi rumah bagi beragam jenis ikan khas air tawar.
Sistem pencernaan ikan kecil akan rusak karena mengalami kenyang semu. Jika ikan kecil kesehatannya menurun maka jumlah berkurang, padahal ikan kecil makanan ikan predator.
"Pakan ikan predator sedikit, maka populasi predator ikut sedikit. nantinya keseluruhan popualsi ikan bisa menurun di Kali Surabaya," ujar Dita.
Sumber mikroplastik di Kali Surabaya berasal dari sampah plastik jenis limbah rumah tangga yang mengandung microbead (butiran mikro dalam produk personal care (odol, sabun, cream/scrub pembersih hingga kosmetik).
Banyaknya mikroplastik yang ada di Kali Surabaya, menurut dia, berasal dari sampah plastik yang dibuang oleh penduduk yang tinggal di daerah aliran Sungai Kali Surabaya.
85 persen warga di sisi aliran sungai masih membuang sampah di sungai.
Atas temuan tersebut, dia berharap pemerintah menyusun kebijakan yang lebih serius untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong peran serta masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai.
"Kami mengajak masyarakat agar ikut memelihara kelestarian Kali Surabaya dengan tidak membuang sampah plastik ke sungai, mengurangi pemakaian plastik sekali pakai seperti tas kresek, styrofoam, botol air minum sekali pakai, popok dan sachet," ucap Dita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.