Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukani Penjual Sayur Keliling yang Terjebak di Dalam Sirkuit MotoGP Mandalika

Kompas.com - 22/08/2021, 07:32 WIB
Idham Khalid,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Di tengah terik matahari terlihat dari kejauhan, nampak debu mengikuti roda belakang sepeda motor Sukani (41) saat melintasi sirkuit MotoGP Mandalika.

Ia dengan gerobak sayur yang di taruh di belakang motornya nampak kesusahan saat melintasi kawasan sirkuit yang jalannya tidak rata akibat pembangunan.

Adapun barang dagangan Sukani terlihat menggantung saat ia berhenti di salah satu rumah warga.

Di gerobaknya terlihat dagangan Sukani seperti timun, sawi dan berbagai macam jenis ikan laut.

Baca juga: Akses Jalan Tertutup, Warga Rusak Pagar Lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika

Sebagai penjual sayur keliling yang masih tinggal di lingkaran sirkuit tepatnya berada di Dusun Ebunut, Desa Kuta, ia masih ingin tetap bertahan karena menurutnya tanah yang dimiliki sekitar lebih dari 20 are belum dibebaskan oleh Indonesia Tourism Devlopmen Corporation (ITDC) selaku pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

“Saya masih tinggal di sini karena tanah saya belum dibayar, kalau saya sudah dibayar pasti kita akan pergi,” kata Sukani, saat ditemui di pemberhentian tempat dia jualan yang berada di lingkaran sirkuit, Sabtu (21/8/2021).

Ia mengaku, memiliki surat tanah berbentuk surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (sporadik) yang ia masih simpan di rumahnya.

Sebagai penjual sayur yang berpenghasilan Rp 50.000 hingga Rp 150.000 rupiah per hari, Sukani menuturkan kini ia sangat sulit mengakses jalan, karena hampir semua jalan sudah dipagari, dan terpaksa harus memutar arah dari jalan yang sebelumnya ia biasa lalui.

“Susah sekarang mau jualan harus mutar lewat utara dulu, dan jalannya juga saya bingung karena banayak jalan yang berliku-liku dan bergelombang,” kata Sukani.

Sebagai tulang punggung keluarga membantu suaminya yang tidak memiliki pekerjaan tetap, ia sangat bersedih menuturkan ceritanya saat ia dikejar oleh penjaga sirkuit saat hendak melintasi kawasan yang mengakibatkan dirinya dan dagangannya terjatuh.

“Jatuh kemarin kejedot kepala saya dikejar penjaga, karena tidak boleh menginjak jalan sirkuit. Tapi enggak dikasih jalan keluar masuk, bagaimana saya ndak injak jalan sirkuit, karena tidak ada jalan lain,” kata Sukani.

Ibu tiga anak ini berharap, persoalan lahan ini segera dapat terselesaikan oleh pihak ITDC maupun pemerintah agar ia bisa pindah dan tidak terjebak lagi di alam sirkuit.

 

Rusak pagar

Senada dengan Sukani, Junaidi juga menuturkan kisah yang sama atas kesulitan yang ia alami bertahan di lingkaran sirkuit.

Junaidi menuturkan, para warga yang terancam terisolir dari pembangunan tersebut kemudian membuka pagar yang terpasang mengelilingi sirkuit, untuk dijadikan akses jalan.

“Kemarin warga merusak pagar itu, karena kami tidak mempunyai akses jalan,” kata Junaidi, saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/8/2021).

Junaidi menyebutkan, warga membuka pagar tersebut, karena sebagian besar besar mereka di sana bermata pencaharian sebagai nelayan, sehingga akses meuju pantai terhalang.

“Warga kemarin buka pagar itu, tahu kan kalau warga sini sebagai nelayan, dan ini sangat dekat dengan pantai tempat kami nelayan, masak kami harus mutar dulu,” kata Junaidi.

Junaidi mengatakan, akses keluar dari rumahnya sangatlah sulit, dikarenakan pembangunan tersebut.

Walaupun bisa keluar, dia bersama warga lainnya harus melintasi jalan yang sedang dibangun.

“Susah sekali kalau keluar ini, di situ ada pembangunan, di sana ada pembangunan, jadi kami sangat susah, kadang-kadang kan memotong jalan yang sedang dikerjakan,” kata Junaidi.

Sebelumnya pihak ITDC menanggapi persoalan warga yang masih tinggal dan terancam terisolir di lingkaran Sirkuit MotoGP Mandalika.

Baca juga: Fakta Warga Rusak Pagar Sirkuit MotoGP Mandalika, Buka Akses Jalan Hingga Persoalan Lahan


VP Corporate Secreta ITDC I Made Agus Dwiatmika menerangkan, dalam setiap kegiatannya ITDC selalu mengikuti prosedur hukum.

Agus mengatakan, lahan yang berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL) sudah selesai dibebaskan, kendati demikian beberapa warga masih menepatinya.

"ITDC dalam setiap kegiatannya selalu mengikuti aturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu, seluruh lahan yang masuk dalam HPL atas nama ITDC telah berstatus clear and clean, tetapi sebagian masih dihuni warga," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/8/2021).

Pihaknya telah mendata jumlah Kepala Keluarga (KK) yang masih tinggal di lingkaran sirkuit yakni sebanyak lebih dari 40 KK.

"Berdasarkan hasil pendataan kami, masih ada 48 KK yang tersebar di 3 bidang lahan enclave dan 11 bidang lahan HPL ITDC di dalam area Jalan Khusus Kawasan (JKK)," kata Agus.

Diterangkannya, 3 bidang lahan enclave, tersebut masih dalam proses pembebasan lahan dengan pemilik lahan yang masuk dalam Penlok 1, dan pihaknya optimistis proses akan segera selesai.

 

Sementara itu, untuk warga yang masih bermukim di lahan-lahan dengan status kepemilikan sertifikat HPL atas nama ITDC, pihaknya mengedepankan tindakan humanis kepada warga agar dapat memahami status lahan yang dimiliki.

"ITDC selalu mengedepankan pendekatan humanis dan sosial sehingga sangat menghindari proses gusur atau pindah paksa terhadap masyarakat," kata Agus.

Agus mempersilahkan, apabila masih ada masyarakat yang merasa berhak atas kepemilikan tanah di area JKK dan memiliki dokumen pendukung, akan tetapi berada di atas lahan yang memiliki sertifikat HPL atas nama ITDC, maka kami diperkenankan untuk menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Ini 2 KKB Papua Paling Berbahaya dan Sosok Pemimpinnya

Adapun beberapa langkah solusi yang tengah dikerjakan oleh pihak ITDC untuk akses warga telah disediakan 2 tunnel (terowongan) untuk keluar-masuk dari dan ke dalam area di dalam JKK maupun untuk akses menuju ke Pantai Seger telah dibuatkan akses baru di pinggir service road menuju pantai.

Selain itu, dalam waktu dekat ITDC akan memberdayakan warga tersebut dengan pelatihan-pelatihan sehingga nantinya, warga dapat ikut berperan dalam penyelenggaraan event balap internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com