Adalah mustahil semua yang terpasung dilepaskan dan diboyong ke Panti Renceng Mose.
Sebab, kata dia, kapasitas tak cukup. Juga, dana mungkin belum cukup mengakomodasi semua kebutuhan korban pasung sebanyak itu.
Dia menyarankan pemerintah memperbaiki layanan kesehatan jiwa di setiap puskesmas yang notabene berada di bawah komando Dinkes.
Sebab, layanan kesehatan jiwa sudah masuk dalam lingkup standar pelayanan minimal pada puskesmas.
Selain untuk menjangkau semua warga yang menderita gangguan jiwa baik yang terpasung maupun yang berdiam saja di rumah, atau yang sedang menggelandang, pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas juga bermanfaat untuk melanjutkan terapi obat yang sudah dimulai oleh pihak panti.
Dinas sosial juga harus digerakkan. Sebab, proses pemulihan kesehatan pasien bukan hanya melalui aspek medis, melainkan juga sosioterapi dan pemberdayaan yang maksimal dan serius.
Bupati, selain memaksimalkan puskesmas dan Dinsos, juga harus membangunkan para kepala desa.
Dalam dana desa, kata dia, ada 10 persen untuk urusan kesehatan.
Baca juga: Sumarmi, Nenek Penjual Ubi yang Tertipu Uang Palsu Rp 100.000, Tidak Terlihat Berjualan
Tetapi, sudah sekian lama, kesehatan yang dimaksud tidak menyentuh keadaan pilu penderita gangguan jiwa bersama keluarga mereka.
Kalau semua elemen ini bergerak, pasung bisa dikendalikan.
Kekerasan oleh dan terhadap penderita gangguan jiwa sebagaimana terjadi beberapa tahun lalu, tidak bakal terulang lagi.
Stigma dan diskriminasi sosial terhadap ODGJ pun bakal berkurang sedikit demi sedikit. Keadilan sosial bakal terus dibenahi.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya buat Bupati Hery. Sampai jumpa nanti," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.