Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Warga Bajeng Rayakan Kemerdekaan Tiap 14 Agustus

Kompas.com - 14/08/2021, 13:06 WIB
Abdul Haq ,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Perayaan HUT kemerdekaan Republik Indonesia selalu diperingati setiap 17 Agustus. Namun tidak demikian dengan warga di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Warga yang tinggal di wilayah tersebut merayakan kemerdekaan pada 14 Agustus setiap tahun di di halaman Istana Kerajaan Bajeng, Balla Lompoa, Limbung, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. 

Meski di tengah pandemi Covid-19, perayaan kemerdekaan tak luput diperingati pada Sabtu (14/8/2021) pagi. 

Baca juga: Perayaan Proklamasi Kemerdekaan Tanpa Lomba, Upacara Hanya Dihadiri 17 Orang

Tokoh adat sekaligus pembina upacara di halaman Istana Kerajaan Bajeng, Muhammad Iksan Jafar Daeng Situru kepada Kompas.com mengatakan, perayaan hari kemerdekaan ini telah menjadi tradisi turun temurun sejak 14 Agustus 1945 sampai saat ini sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur atas perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. 

"Meski tahun ini kami gelar secara sederhana dengan mengikuti protokol kesehatan, sebab masih dalam nuansa pandemi. Namun ini tidak mengurai nilai dari sejarah nenek moyang kami," katanya.

Sejarah Kemerdekaan

Perayaan kemerdekaan yang diperingati tiga hari lebih cepat dari kemerdekaan RI ini memiliki sejarah cukup panjang.

Peringatan berawal dari kedatangan seorang perwira tentara Jepang bernama Fukusima yang menemui pemuka adat kerajaan Bajeng pada 10 Agustus 1945.

Kedatangan Fukusima saat itu ingin memberitahukan bahwa Jepang telah kalah hingga masyarakat harus bergerak agar terhindar dari penjajahan Belanda.

Baca juga: Soal Perayaan 17 Agustus, Mendagri: Kalau Mau Lomba, Silakan secara Virtual

Ribuan warga Bajeng kemudian berkumpul di istana kerajaan dan mengibarkan bendera kerajaan, bendera perang, dan bendera merah putih sebagai tanda dalam keadaan darurat dan siap berperang melawan kedatangan Belanda.

Peristiwa ini yang kemudian dikenang oleh warga Bajeng dan dirayakan setiap 14 Agustus. 

Dalam pelaksanaan upacara, pemimpin upacara mengenakan pakaian tradisional yang dihadiri sejumlah pemuda adat dan tokoh masyarakat yang diawali tabuhan gendang tradisional.

Gendang ini menjadi penanda bendera pusaka kerajaan dan bendera perang telah siap dikibarkan.

Pasukan kerajaan Bajeng kemudian melakukan arak-arakan tiang bendera yang terbuat dari bambu menuju rumah adat.

Berselang beberapa menit kemudian, bendera kerajaan dan bendera perang telah terikat di tiang yang diarak ke halaman Balla Lompoa. 

Baca juga: Lahan Pemakaman Khusus Covid-19 di Macanda Gowa Tersisa 80 Liang Lahat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com