"Selain untuk motivasi, hal ini penting agar kebutuhan pokok difabel terpenuhi dalam situasi pandemi Covid-19," katanya.
Kemudian, ada tools komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) terkait Covid 19 dan vaksinasi Covid 19 yang simple dan aksesibel bagi semua ragam difabel.
Selain itu, ada tim yang melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang melakukan KIE kepada komunitas dan keluarga difabel.
"Ada assesment kesehatan untuk semua difabel yang akan divaksin dan atensi khusus untuk ragam difabel yang memiliki tingkat kerentanan yang berat atau kompleks, seperti difabel autistik, difabel mental/psikososial, difabel ganda dan difabel karena penyakit langka (seperti CdLs)," ujarnya.
Ia menambahkan, memberikan berbagai pilihan pendekatan vaksinasi, misalnya vaksinasi terpusat, vaksinasi semi terpusat (di desa-desa) dan vaksinasi penjangkauan (kelompok dan keluarga).
"Memastikan adanya akseksibilitas dan akomodasi yang layak pada saat vaksinasi, misalnya aksesibilitas untuk difabel pengguna kursi roda, pendamping untuk difabel sensorik netra dan difabel berat / ganda, dan juru bahasa isyarat (JBI) untuk difabel sensorik tuli/wicara," jelasnya.
Selanjutnya, ada PIC dari Dinas Kesehatan atau Satgas Vaksinasi Covid-19 yang bisa dihubungi oleh difabel atau keluarga difabel untuk mendapatkan informasi dan konsultasi terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di daerah masing-masing.
Pihaknya berharap kendala tersebut menjadi perhatian berbagai pihak sehingga dapat merumuskan langkah perbaikan untuk membuka peluang agar pelaksanaan vaksinasi bagi difabel benar-benar efektif, tepat sasaran dan tidak ada yang tertinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.