KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menemukan ada kejanggalan terhadap penyaluran bantuan sosial bagi warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman).
Pasalnya, jumlah data penerima bansos dari Dinsos dianggap tidak sesuai dengan jumlah pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) seperti yang disampaikan Dinkes.
Ketidaksesuaian yang dimaksud, yaitu karena ada pembengkakan jumlah penerima bantuan.
Menyikapi hal itu, DPRD meminta pihak Dinsos Pamekasan lebih transparan agar ada kejelasan.
Baca juga: Dinsos Pamekasan Emosi Dikritik DPRD soal Data Penerima Bansos Isoman
Anggota Komisi D DPRD Pamekasan Wahyudi menyebut ada yang tidak beres dalam pemberian bantuan sosial kepada warga yang melakukan isoman.
Sebab, data dari dua instansi tersebut terjadi ketimpangan cukup jauh.
"Data yang kami terima dari Dinkes, ada 140 warga yang isolasi mandiri. Sedangkan data penerima bantuan dari Dinsos sebanyak 250. Ini kan amburadul," terang Wahyudi, melalui telepon seluler, Senin (9/8/2021).
Oleh karena itu, ia meminta pihak Dinsos lebih transparan dalam menyampaikan data valid penerima bantuan saat rapat koordinasi.
Baca juga: Soal Korupsi Dana Bansos, Risma: Jangan Main-main
Hal itu karena program bantuan sosial dianggap sangat rawan terjadi penyelewengan.
"Saya minta data ke Dinsos by name by addres dan by phone. Namun, sampai saat ini data itu tidak diberikan ke Komisi D," jelas Wahyudi.
"Apa yang menjadi keberatan Dinsos sehingga mereka menutup diri untuk membeberkan data kepada DPRD," tambahnya.
Kepala Dinsos Pamekasan Moh Tarsun saat dikonfirmasi mengaku sempat emosi saat rapat koordinasi dengan DPRD.
Sebab, meski sudah dijelaskan terkait perbedaan data tersebut tapi dianggap tidak juga mengerti.
Menurutnya, perbedaan data antara Dinkes dengan Dinsos tersebut hal yang wajar.
Baca juga: Pengakuan Pendamping PKH yang Korupsi Rp 450 Juta, Uangnya untuk Beli Motor dan Perabot Rumah Tangga
Sebab, dalam pendataan yang dilakukan Dinkes menggunakan data yang sifatnya update setiap hari. Sedangkan dari Dinsos bersifat akumulatif.
"Kami menyediakan paket bantuan itu akumulatif sebanyak 250 orang. Data dari Dinkes berdasarkan jumlah warga yang isoman setiap hari. Jadi, ketika data di Dinkes ada 140 orang yang isoman, maka ada tersisa paket 110 paket. Sisa itu kami simpan di gudang, tidak diberikan ke siapa-siapa," terang Tarsun.
Dijelaskan Tarsun, paket bansos isoman tersebut terdiri dari obat-obatan, vitamin, dan sembako senilai Rp 278.000.
Dari 250 paket bantuan yang disediakan, lanjut dia, diakui saat ini sudah hampir habis. Oleh karena itu Dinsos akan kembali mengajukan tambahan anggaran.
Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman | Editor : Robertus Belarminus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.