Berdasarkan data rekaman kejadian petir yang dianalisis dan diolah BMKG, sensor direction finding antena mendeteksi gelombang elektormagnetik dengan frekuensi 10 kHz hingga 200 kHz yang dipancarkan petir (dalam kisaran jarak 111 kilometer) selama Juli 2021.
Sinyal tersebut diterima dan dianalisis PCI Card Storm Tracker untuk membedakan jenis petir yang terjadi.
Petir diolah dan dianalisis menggunakan program NEXSTORM dan ditampilkan dalam bentuk peta sebaran sambaran petir.
Dari hasil analisis rekaman puluhan ribu sambaran petir di Jabar selama Juli ini, wilayah Kabupaten Cianjur merupakan daerah dengan jumlah sambaran petir terbanyak, yakni 6.239 kejadian.
Sedangkan wilayah Kota Cirebon merupakan daerah dengan jumlah sambaran terendah, yaitu sebanyak 0 kejadian (tidak ada sambaran).
Sementara Kota Sukabumi merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi, yakni 4.99.
Sedangkan daerah dengan kerapatan sambaran petir terendah adalah Kota Cirebon, yakni 0.
"Hal tersebut terjadi karena dalam penentuan kerapatan sambaran petir dipengaruhi oleh luas wilayah yang lebih kecil dengan jumlah sambaran petir yang lebih sedikit, namun kerapatannya menjadi lebih besar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.