KEDIRI, KOMPAS.com- Sumarmi hanyalah seorang pedagang kecil di Pasar Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Kesehariannya itu dengan menjajakan umbi-umbian untuk menyambung hidupnya.
Pada Jumat (6/8/2021) menjelang siang, seketika Sumarmi terduduk lesu. Kaki-kakinya mendadak tidak kuat lagi menyangga tubuhnya yang renta.
Baca juga: Usai Dipecat dari Kepolisian, JWA Cetak Uang Palsu Rp 12 Juta, Dipakai untuk Tebus Motor
Nenek usia sekitar 55 tahun tersebut terdiam sunyi sekian waktu, menyisakan mata yang berkaca-kaca.
Ekspresi sedih itu tak terbendung saat mengetahui uang Rp 100.000 yang baru saja diterimanya dari seorang pembeli, rupanya palsu.
Apalagi pembeli tersebut hanya membeli 2 kilogram ubi senilai Rp 10.000, yang dibayarnya dengan uang palsu nominal Rp 100.000.
Kejadian itu membuat Sumarmi harus menanggung kerugian dobel. Dia harus kehilangan ubi 2 kilogram dan uang kembalian sebesar Rp 90.000.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Ditangkap karena Cetak dan Edarkan Uang Palsu, Ternyata Seorang Residivis
Kontan saja rasa bahagia atas lakunya barang dagangannya di masa yang sedang sulit ini, mendadak sirna berganti nestapa.
Sumarmi mengetahui uang yang didapatnya itu palsu setelah mendatangi beberapa rekan sesama pedagang untuk mengeceknya.
Salah satunya adalah kepada Enik Endiati (47), tetangga belakang lapaknya.
"Setelah kami lihat, uang itu benar-benar palsu. Mak e (Sumarmi) langsung lemes," ujar Enik Endiati, saat dihubungi Jumat(6/8/2021) malam.
Enik menuturkan, secara fisik uang tersebut memang sudah cukup berbeda dengan uang asli.
Bahannya berupa dua lembaran kertas yang dicetak lalu digabungkan menjadi satu.
"Pas dibelah, di dalamnya ada potongan gambar pahlawan," lanjutnya.
Enik menambahkan, saat itu Sumarmi sempat berlari ke luar lapak untuk mencari pembeli yang telah menipunya.
Baca juga: Jual 8 Itik Miliknya, Mbah Mardi Dibayar Uang Palsu Rp 400.000, Ini Ceritanya
Namun upayanya itu tanpa hasil karena sosok pelakunya yakni seorang ibu paruh baya yang membawa serta anak kecil, sudah menghilang tanpa jejak.
"Pembelinya itu naik motor," lanjut Enik.
Enik sendiri tidak tahu pasti alamat lengkap Sumarmi.
Perempuan yang berdagang baju ini hanya tahu Sumarmi berasal dari Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
"Bahkan nama aslinya juga baru tahu kemarin. Biasanya saya hanya memanggilnya mak e saja," ujarnya.
Menurut Enik, apa yang menimpa Sumarmi itu tentu sungguh berat. Sumarmi hanyalah pedagang kecil yang tetap mencoba bertahan di masa sulit ini.
Baca juga: Pengedar Uang Palsu Tipu Lansia Penjual Itik di Pasar Kliwon Kulon Progo
Bahkan di pasar itu Sumarmi tidak punya lapak tetap. Dia hanya memanfaatkan teras toko atau lapak orang lain yang kosong untuk sekadar dipakai menjajakan umbi-umbian dagangannya.
Berangkat dari peristiwa itu, Enik lantas membagikan kisahnya ke sebuah grup Facebook bernama Warga Kecamatan Mojo.
Dengan harapan, semakin banyak masyarakat yang waspada dan tidak terjerumus hal yang sama. Selain itu juga untuk mempersempit para pelaku peredaran uang palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.