Ia mengaku sempat pesimis lantaran anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan sangat terbatas, apalagi situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Walaupun jalan ini bukan standar nasional, tetapi setidaknya sudah dapat dilewati roda empat, yang dulunya tidak bisa dilewati roda dua. Ini juga keinginan masyarakat agar jalan dapat dilalui, layak dilewati transportasi untuk menjual hasil produksi pertanian," kata Radiapoh menjelaskan.
Ketua DPRD Simalungun, Timbul Jaya Sibarani mengatakan, Marharoan Bolon adalah warisan budaya Simalungun yang dulunya diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurutnya, seiring berjalannya waktu nilai nilai budaya itu luntur di tengah gelombang modernisasi.
Ke depan, Marharoan Bolon menjadi tugas berat Bupati dan Wakil Bupati Simalungun.
"Ini jadi tugas berat, bagaimana mengukir Marharoan Bolon ini di hati masyarakat. Sehingga ini adalah bagian dari kehidupan dan menjadi budaya di tengah tengah kelompok masyarakat. Jadi ini tugas kita bersama," ujar Timbul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.