Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Selama PPKM, Begini Strategi Pengelola Taman Satwa Bisa Bertahan

Kompas.com - 05/08/2021, 07:15 WIB
Ari Maulana Karang,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Taman Satwa Cikembulan yang ada di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa harus tutup dalam waktu yang lama.

Hal itu terjadi akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang dan statusnya meningkat menjadi level 4.

Meski tutup selama sebulan lebih, tempat wisata yang sepenuhnya mengandalkan biaya operasional dari kunjungan wisatawan ini masih bisa bertahan.

"Sudah lebih sebulan kita tak beroperasi. Habis bagaimana lagi, kalau buka kita menyalahi aturan, kita ikuti saja aturan pemerintah agar Covid bisa cepat selesai," kata Rudy, pengelola Taman Satwa kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: Tingkat Kematian akibat Covid-19 Tinggi, Kabupaten Garut Jadi Level 4

Selama tutup, maka penghasilan dari pengunjung tidak ada sama sekali.

Sementara, satwa yang ada tetap harus diberi pakan.

Untuk itu, selama tutup, ada perbedaan kondisi pakan satwa yang diberikan.

"Kalau karnivora, biasanya lebih banyak daging sapi, sekarang jadi sedikit, dialokasikan ke ayam. Jumlahnya kita tambah beratnya, karena kandungan proteinnya beda," kata Rudy.

Baca juga: LIPI Temukan Spesies Baru Katak Pucat dari Garut, Status Terancam Kritis

Sementara untuk satwa-satwa jenis primata atau unggas, menurut Rudy, pihaknya lebih selektif lagi dalam membeli pakan, agar harganya lebih murah dari biasanya.

"Kalau biasanya kita beli jagung di pasar, sekarang langsung ke petaninya, di petani harga jagung lebih murah 50 persen," kata Rudy.

Selain mengganti jenis pakan dan pola belanja pakan, menurut Rudy, selalu ada saja bantuan donasi pakan dari berbagai pihak.

Meski jumlah donasi tidak banyak, hal itu cukup membantu Taman Satwa Cikembulan.

Menurut Rudy, pegawainya hanya kerja setengah hari saja, kecuali pegawai harian lepas yang terpaksa dirumahkan sebanyak 15 orang.

 

Rudy memastikan bahwa kondisi kesehatan satwa tetap terjaga.

Sebab, setiap hari pihaknya terus memeriksa kesehatan satwa dan kandang.

Untuk memastikan para karyawannya bebas dari Covid-19, selain semuanya telah menjalani vaksinasi, tes swab pun dilakukan secara berkala.

"Kalau tes swab ke satwa kita belum melakukan, tapi kalau memang harus dites, kita siap saja, sekarang masih cenderung sehat-sehat," kata Rudy.

Rudy mengatakan, selama ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat terkait penanganan satwa.

Pengelola juga melaporkan secara rutin hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan satwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com