Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cerita Penjual Makanan dengan Pakaian Menarik, Pakai Kostum Satria Baja Hitam hingga Ironman

Kompas.com - 04/08/2021, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nama Lutfi Ramli (34), warga Kota Mataram menjadi perbincangan karena berjualan cilok dengan dandanan bak pejabat.

Dia memakai setelan jas, lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel. Ia menamai dagangannya dengan nama Cilok Pejabat dari Rakyat untuk Rakyat.

Lutfi bercerita melakukan terobosan tersebut agar dagangannya bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Tak hanya Lutfi. Di Yogyakarta pernah viral pedagang yang menggunakan kostum Satria Baja Hitam saat melayani pembeli cendol.

Ia adalah Wahyu Prasetya, warga Padukuhan Pengkol 3, Kalurahan Jatiayu, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Sementara di Cirebon, Muhammad Zaenus berjualan menu berbuka pusa menggunakan kostum Iron Man untuk menarik perhatian penjualnya.

Dan berikut 5 cerita penjual dengan kostum yang tak lazim saat menjajakan jualannyan.

1. Jualan cilok pakai baju seragam sekolah

Nampak Ida sementara melayani teman-temannya yang membeli cilok buatanya.Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi Nampak Ida sementara melayani teman-temannya yang membeli cilok buatanya.
Ida Ayu Riski Susilowati (20), siswi kelas XII jurusan akuntansi SMK Bhakti Karya Karanganyar berjualan cilok saat ia masih mengenakan seragam sekolah.

Foto ia yang berjualan cilok saat masih mengenakan pakaian puitih abu-abu, viral di media sosial.

Ida mengaku berjualan cilok untuk meringankan beban ibunya yang berjualan sayur untuk menghidupi tiga anaknya.

Karena tak tega, ia pun berinisiatif untuk berjualan cilok di sekolahnya, bahkan saat ia masih SMP.

Baca juga: 150 Karyawan Perusahaan Garmen di Karanganyar Positif Covid-19

"Kenapa harus malu. Kata mama selama pekerjaan masih halal kenapa harus malu. Dan alhamdulillah dari berjualan cilok, saya bisa mencukupi kebutuhan membayar biaya sekolah," kata Ida.

Ida menjual ciloknya saat tiba di sekolah, jam istirahat dan jam kosong.

"Sebelum berjualan saya dulu minta izin dulu sama bapak kepala sekolah. Setelah diizinin baru saya berjualan cilok," ujar Ida.

Jika libur sekolah, ia tidak berjualan cilok lantaran membantu jualan di toko kelontong.

"Dulu kalau libur sekolah saya jualan keliling," jelas Ida.

Baca juga: Viral, Siswi SMK Karanganyar Jualan Cilok Pakai Baju Seragam

2. Penjual mi lidi pake dasi

Pembeli mie lidi dan Reno ber swafoto di sekitaran Alun-Alun Kota Pekalongan Jawa Tengah.Kompas.com/Ari Himawan Pembeli mie lidi dan Reno ber swafoto di sekitaran Alun-Alun Kota Pekalongan Jawa Tengah.
Sutrisno (23) warga Perumahan Tanjung, Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah menjadi perbincangan karena ia jualan mi lidi dengan pakaian berdasi.

Ide menggunakan pakaian rapi itu berawal saat masih bekerja di pabrik, ia lupa melepas pakaian kerjanya ketika berjualan mi lidi.

Ternyata banyak pembeli yang tertarik membeli dagangannya. Ia pun memilih bejualan mi lidi dengan mengenakan kemeja putih dengan dasi merah serta sepatu pantofel.

"Malah banyak yang membeli barang dagangannya karena melihat rapi dan bersih. Banyak juga yang membeli turun dari mobil karena mungkin penampilan saya menarik perhatian," ujar dia.

Ia bercerita, awalnya berjualan mi lidi karena hobinya membeli makanan ringan tersebut.

Namun saat dirasa penghasilannya berjualan mi lidi lebih baik dibandingkan bekerja di pabrik, ia pun memutuskan fokus berjualan mi lidi.

Ia tak canggung saat melayani pembeli dan tak jarang sejumlah orang sengaja memfoto Reno yang sedang berjualan.

Baca juga: Cerita Penjual Mi Lidi Ganteng sampai Pakai Pakaian Berdasi...

3. Jualan takjil pake kostum Iron Man


Muhammad Zaenus, warga Kabupaten Cirebon mengenak kostum robot Iron Man saat berjualan menu berbuka puasa.KompasTV Muhammad Zaenus, warga Kabupaten Cirebon mengenak kostum robot Iron Man saat berjualan menu berbuka puasa.
Muhammad Zaenus, warga Kabupaten Cirebon mengenak kostum robot Iron Man saat berjualan menu berbuka puasa.

Sebelumnya ia bekerja di jasa hiburan robot di mal atau pesta ulang tahun. Namun karena Covid-19, pendapatannya menurun drastis.

Ia pun mengenakan kostum miliknya saat menawarkan menu berbuka puasa yang dijual di meja kecil.

Dikutip dari Kompas TV, dia hanya berharap usahanya ini dapat menarik perhatian warga untuk membeli menu buka puasa yang ditawarkan. Zaenus juga merasa lega apabila ada anak merasa terhibur dengan tampilan ironman dirinya.

Baca juga: Momen Sandiaga Uno Video Call dengan Penjual Cilok Berjas: Halo Bapak Pejabat!

4. Jualan cendol pakai kostum Satria Baja Hitam

Wahyu Prasetya menggunakan kostum Satria Baja Hitam Melayani Pembeli Cendol di Jatiayu, Karangmojo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Wahyu Prasetya menggunakan kostum Satria Baja Hitam Melayani Pembeli Cendol di Jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul
Wahyu Prasetya (37), pemuda asal Padukuhan Pengkol 3, Kalurahan Jatiayu, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul berjualan cendol menggunakan kostum Satri Baja Hitam.

Hal tersebut ia lakukan untuk mendongkrak omzet usaha jualan cendol dawet Jalan Semin- Karangmojo, tepatnya di Kalurahan Jatiayu.

Awalnya Wahyu bekerja di sebuah konter gawai di Kota Yogyakarta.

Sejak pandemi Covid-19 melanda pendapatannya berkurang, sehingga dia memutuskan berjualan cendol.

Wahyu berpikir untuk melakukan inovasi penjualan, agar berbeda. Muncul ide menggunakan kostum berbeda, kebetulan salah seorang temannya pengrajin kostum.

Bermodal uang Rp 700.000, Wahyu memesan baju Ksatria Baja Hitam komplit.

Warung berada di pinggir jalan ini cukup unik, karena Wahyu tak segan menyapa pengendara sepeda motor menggunakan kostum satria baja hitam. Omzet yang dia dapat juga terdongkrak naik.

Baca juga: Video Satria Baja Hitam Jualan Cendol di Gunungkidul Viral, Ini Cerita di Baliknya

5. Berjualan cilok dengan kostum jas dan dasi

Sejak berjualan dengan mengenakan setelan jas dan dasi, omset penjualan 'Cilok Pejabat' turut mengalami peningkatan.KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM Sejak berjualan dengan mengenakan setelan jas dan dasi, omset penjualan 'Cilok Pejabat' turut mengalami peningkatan.
Lutfi Ramli (34), pedagang bakso cilok keliling asal Kelurahan Punia, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menarik perhatian pembeli karena penampilannya yang nyentrik saat berjualan.

Setiap berjualan, pedagang bakso cilok ini memakai setelan jas lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel.

Lutfi mengatakan, hal ini Ia lakukan untuk menarik minat para pembeli di tengah situasi pandemi.

Lutfi menceritakan, dia mulai berjualan cilok sejak tahun 2014 saat masih bekerja sebagai staf di Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB.

Baca juga: Cerita Lutfi, Jual Cilok Pakai Jas dan Dasi, Pembeli Ajak Berfoto hingga Omzet Meningkat

Tahun 2017, Lutfi lantas mengundurkan diri dari BPPD dan memilih fokus untuk berjualan cilok karena hasil yang menggiurkan.

Meski pada awal ia merasa gerah karena harus mengenakan jas saat berjualan, lama-kelamaan ia mengaku mulai terbiasa.

"Kalau dibilang panas ya panas, tapi karena sudah terbiasa enggak panas sih," kata Lutfi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi, Ari Himawan Sarono, Markus Yuwono, Teuku Muhammad Valdy Arief, Karnia Septia | Editor : Aprillia Ika, Robertus Belarminus), Kompas TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com