Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga di GOR Serbaguna Pemprov Sumut Berkerumun, Berteriak, dan Berdesak-desakan demi Vaksin

Kompas.com - 03/08/2021, 18:47 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang memperlihatkan warga berdesak-desakan hendak masuk ke GOR Serbaguna Pemprov Sumut, di Jalan Williem Iskandar, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dari video yang beredar, tampak warga berkerumun sambil berteriak agar pintu besi dibuka.

Baca juga: Nakes di Medan Mulai Disuntik Vaksin Dosis Ketiga, Pakai Moderna dari AS

Baca juga: Stok Vaksin di Jabar Hampir Habis, Kini Menunggu Gerak Cepat Pemerintah Pusat

 

Dari penelusuran, warga dalam video tersebut ternyata ingin mengikuti vaksinasi yang digelar Polrestabes Medan dan Polda Sumut.

Baca juga: Usai Diperiksa 8 Jam, Anak Akidi Tio Janji Sumbangan Rp 2 Triliun Cair Hari Ini

Mereka berupaya mendapat suntikan vaksin, bermodal formulir yang telah diisi.

Indra, salah satu warga yang berada di lokasi menjelaskan, peristiwa itu terjadi pukul 14.00 WIB, Selasa (3/8/2021).

Warga terpaksa mendorong pintu karena mereka sudah mengantre cukup lama.

Antrean makin menumpuk di luar. Sementara, di dalam GOR juga sudah banyak warga yang mengantre menunggu giliran.

"Di luar banyak, di dalam juga banyak. Sementara kami di sini sudah nunggu lama kali," kata dia saat ditemui di lokasi.

Indra menjelaskan, saat sudah berhasil masuk dalam GOR, sebagian besar masyarakat justru tak bisa mendapat vaksin.

"Alasannya vaksin habis," kata Indra saat ditemui di lokasi.

Hingga Selasa petang, Indra tetap menunggu. Dia berharap segera divaksin. Namun, usahanya sia-sia. Polisi menyuruh mereka untuk ikut program vaksinasi selanjutnya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, hingga pukul 16.00 WIB, masih banyak warga yang mangantre untuk mendapat vaksinasi di GOR serba guna yang sebelumnya dikunjungi oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono tersebut.

Sementara, warga yang sudah dipastikan tidak mendapat jatah vaksin memilih pulang.

"Tadi kami sudah didata. Nanti dipanggil lagi kalau ada program macam begini," kata salah seorang warga, Tyas.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengungkapkan, kerumunan di pintu masuk terjadi karena warga takut kehabisan vaksin.

Menurut Riko, hal itu terjadi karena tingginya antusiasme warga untuk mengikuti vaksinasi.

Setelah dijelaskan bahwa yang akan mendapat vaksin harus sudah di data, satu per satu warga yang berdesakan mulai membubarkan diri.

Polisi mengumpulkan peserta vaksinasi melalui sejumlah polsek. Satu polsek dijatah 100 peserta.

Selain warga umum, para peserta ada dari mahasiswa, pelajar SMP dan SMA, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Riko menyebutkan, jatah vaksin untuk hari ini berjumlah 4.000 dosis.

Dari jumlah itu, 3.000 dosis digunakan untuk suntikan pertama, sisanya untuk suntikan kedua bagi peserta yang disuntik pada peringatan hari Bhayangkara lalu.

Jual formulis vaksinasi

Riko mengatakan, petugas menemukan ada oknum yang sengaja menjual formulir vaksinasi di luar GOR.

Hal inilah yang ditenggarai menjadi penyebab penumpukan warga.

"Warga masyarakat tadi protes karena mereka ini mendapatkan formulir beli yang dijual di luar," ucap Riko.

Harga formulir yang dijual sebesar Rp .000 per lembar. Modusnya, formulir yang ada di foto kopi kemudian dijual kepada warga lainnya.

"Sementara tadi dari panitia sudah fotokopi sekitar 4.000 lebih untuk dibagikan," kata Riko.

Namun, polisi tidak menangkap pelaku yang menggandakan formulir itu.

Warga yang sudah terlanjur mengisi formulir tetap dilayani. Mereka didata, kemudian akan dihubungi ketika ada program vaksinasi massal lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com