KENDARI, KOMPAS.com- Apriyani Rahayu, bersama Greysia Polii, berhasil meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor badminton ganda putri pada Senin (2/8/2021).
Pasangan ganda putri itu berhasil menundukkan wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan, pada final yang digelar di Musashino Forest Sports Plaza.
Lalu bagaimana sosok Apriyani Rahayu di mata teman-teman satu profesinya di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra)?
Baca juga: Apriyani Rahayu Dapat Emas Olimpiade, Bupati Konawe Beri Hadiah Tanah, Rumah, dan 5 Ekor Sapi
Andi Cahya, tandem Apriyani saat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis di Makassar, Sulawesi Selatan, 2010 bercerita, Apriyani adalah sosok atlet bulu tangkis yang penuh semangat, tapi bermain tenang.
"Orangnya tidak pernah marah atau raut wajahnya jelek kalau saya tidak bisa tangkis bola misalnya, malah dia kasih semangat saya. Mainnya tidak ada beban, sama seperti yang kita liat dia main di Olimpiade Tokyo," tutur Andi saat diwawancara Kompas.com via telpon, Senin (2/8/2021).
Andi menuturkan, sebelum dipasangkan dengan Apriyani di kejurnas tahun 2010, keduanya sering bertemu di beberapa pertandingan untuk partai tunggal. Kadang Apriyani menang, kadang juga kalah.
Terakhir Apriyani membela Kabupaten Konawe pada Porda 2011 di Kendari, dan berhasil menyabet juara I.
"Dia juara satu dikirim ke Jakarta. Di situ mi awalnya dia bergabung dengan klub bulu tangkis dengan pelatih Icuk Sugiarto, tidak pernah mi lagi bertanding di Sultra," terangnya.
Baca juga: Berawal dari Raket Kayu Buatan Ayah dan Shuttlecock Jerami, Apriyani Raih Emas Olimpiade
Andi mengaku, sedari dulu sudah yakin mantan patnernya di Kejurnas bulu tangkis 11 tahun silam itu bakal menjadi atlet hebat.
"Dari dulu saya yakin dia akan berhasil jadi calon pemain bulu tangkis nasional, sebab teman-teman sudah liat dia jago sekali main," ungkap Andi.
Ia menambahkan, terakhir bertemu Apriyani pada 2011.
Keduanya pernah ingin bertemu pada 2020 saat Apriyani di Kendari, tapi terkendala waktu.
"Komunikasi kami masih intens lewat Instagram, dia orangnya tidak sombong, tidak neko-neko," ujarnya.
Sementara itu, Ashastari, yang satu angkatan dengan Apriyani di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra mengungkapkan, rekannya itu merupakan pribadi yang bersahaja.
Apriyani cepat akrab dan sikapnya baik ke teman-temannya.
"Dia itu pemain termuda waktu Porda di Raha tahun 2007. Dia sempat dinamakan Acil alias anak kecil karena usianya paling muda," tutur Ashastari.
Ia mengenal Apriyani saat masih SD. Dari situ ia melihat bakat bermain Apriyani yang saat latihan tidak mau berhenti dan selalu punya target menang.
Baca juga: Perjuangan Apriyani Rahayu Raih Emas Olimpiade di Mata Sang Ayah
Ashastari mengaku terakhir bertemu Apriyani pada Kejurnas di Solo pada 2017.
Apriyani saat itu mewakili Jawa Barat bersama anak bungsu pebulu tangkis legendaris Indonesia Icuk Sugiarto.
"Dia datang menyapa, dan tanya bagaimana kabar teman-teman. Di mana latihan sekarang, seperti itu dia tidak sombong," kata Ahastari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.