Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2021, 12:45 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keberhasilan Kudus menekan kasus penyebaran Covid-19 diapresiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat evaluasi, Senin (26/7/2021).

Selaku Koordinator PPKM Mikro Darurat Jawa-Bali, Luhut menyampaikan bahwa Kudus dapat dijadikan contoh dalam menekan penyebaran virus corona.

Sebagai informasi, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah pada Juni 2021. Kudus sempat mencatatkan pertambahan kasus harian tertinggi, yakni 479 kasus. Selain itu, kasus aktif di Kudus sempat mencapai 2.342 kasus. 

Baca juga: Seluruh Desa di Kudus Disebut Sudah Tak Lagi Jadi Zona Merah Covid-19

Lonjakan kasus Covid-19 pun membuat tingkat bed occupancy rate atau keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 96 persen. Tak berhenti di situ, banyak para tenaga kesehatan yang juga terpapar Covid-19. Kondisi tersebut membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.

Dilansir dari laman corona.kuduskab.go.id, hingga Rabu (28/7/2021), total pasien positif Covid-19 di Kudus menurun hingga menjadi 235 orang. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun menjadi sekitar 15 persen dari yang semula nyaris 100 persen penuh di Juni.

“Sementara, untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga 60 persen dari total yang tersedia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Dengan demikian, kata Ismoyo, Kabupaten Kudus kini berstatus zona oranye.

Baca juga: Kudus Zona Merah, Ganjar Minta Tempat Tidur dan Isolasi Ditambah

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan bahwa membaiknya kondisi tersebut merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak.

“Kami berterima kasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI dan Polri. Selain itu, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat," ujar Hartopo.

Ia juga turut mengapresiasi kolaborasi pihak swasta, seperti Djarum Foundation

"Djarum Foundation ikut tanggap dalam menghadapi wabah sehingga Kudus bisa keluar dari zona merah penyebaran Covid-19,” ujar Hartopo.

Sebagai informasi, Djarum Foundation telah memberikan 300 unit Hospital Bed Paramount Bed 3 Crank kepada beberapa rumah sakit di Kudus dan Jawa Tengah.

Tempat tidur tersebut menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 1.803.361 Orang, Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Naik

Selain itu, Djarum Foundation juga melakukan donasi berupa seperangkat alat polymerase chain reaction (PCR) test, yang terdiri dari refrigerated centrifudge, vortex mixer, dan digital dry bath. Bantuan alat PCR test tersebut membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus.

Bantuan berupa alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) juga diberikan Djarum Foundation ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus. Alat tersebut dapat menolong pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan tahap awal agar tidak perlu diinkubasi menggunakan ventilator.

Meski sudah dinyatakan sebagai zona oranye, HM Hartopo berharap kasus Covid-19 semakin turun dan status Kudus menjadi zona hijau.

“Kami berharap, ke depannya masyarakat semakin menaati protokol kesehatan secara ketat sehingga Kudus segera berubah status menjadi zona hijau secepat mungkin” kata Hartopo.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com