Salin Artikel

Kolaborasi Jadi Kunci Kudus Terlepas dari Status Zona Merah Covid-19

KOMPAS.com – Keberhasilan Kudus menekan kasus penyebaran Covid-19 diapresiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat evaluasi, Senin (26/7/2021).

Selaku Koordinator PPKM Mikro Darurat Jawa-Bali, Luhut menyampaikan bahwa Kudus dapat dijadikan contoh dalam menekan penyebaran virus corona.

Sebagai informasi, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah pada Juni 2021. Kudus sempat mencatatkan pertambahan kasus harian tertinggi, yakni 479 kasus. Selain itu, kasus aktif di Kudus sempat mencapai 2.342 kasus. 

Lonjakan kasus Covid-19 pun membuat tingkat bed occupancy rate atau keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 96 persen. Tak berhenti di situ, banyak para tenaga kesehatan yang juga terpapar Covid-19. Kondisi tersebut membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.

Dilansir dari laman corona.kuduskab.go.id, hingga Rabu (28/7/2021), total pasien positif Covid-19 di Kudus menurun hingga menjadi 235 orang. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun menjadi sekitar 15 persen dari yang semula nyaris 100 persen penuh di Juni.

“Sementara, untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga 60 persen dari total yang tersedia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Dengan demikian, kata Ismoyo, Kabupaten Kudus kini berstatus zona oranye.

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan bahwa membaiknya kondisi tersebut merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak.

“Kami berterima kasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI dan Polri. Selain itu, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat," ujar Hartopo.

Ia juga turut mengapresiasi kolaborasi pihak swasta, seperti Djarum Foundation. 

"Djarum Foundation ikut tanggap dalam menghadapi wabah sehingga Kudus bisa keluar dari zona merah penyebaran Covid-19,” ujar Hartopo.

Sebagai informasi, Djarum Foundation telah memberikan 300 unit Hospital Bed Paramount Bed 3 Crank kepada beberapa rumah sakit di Kudus dan Jawa Tengah.

Tempat tidur tersebut menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, Djarum Foundation juga melakukan donasi berupa seperangkat alat polymerase chain reaction (PCR) test, yang terdiri dari refrigerated centrifudge, vortex mixer, dan digital dry bath. Bantuan alat PCR test tersebut membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus.

Bantuan berupa alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) juga diberikan Djarum Foundation ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus. Alat tersebut dapat menolong pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan tahap awal agar tidak perlu diinkubasi menggunakan ventilator.

Meski sudah dinyatakan sebagai zona oranye, HM Hartopo berharap kasus Covid-19 semakin turun dan status Kudus menjadi zona hijau.

“Kami berharap, ke depannya masyarakat semakin menaati protokol kesehatan secara ketat sehingga Kudus segera berubah status menjadi zona hijau secepat mungkin” kata Hartopo.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/29/12450081/kolaborasi-jadi-kunci-kudus-terlepas-dari-status-zona-merah-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke