Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontrol Warga Isoman, DIY Bentuk Tim Penebalan Nakes, Sultan HB X: Angkut ke Rumah Sakit

Kompas.com - 28/07/2021, 13:38 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Angka meninggal dunia saat isolasi mandiri di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meningkat.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X membentuk tim penebalan nakes untuk mengontrol warga yang melakukan isolasi mandiri.

"Kami sedang buat tim dengan sepengetahuan BNPB pusat ada satgas untuk beroperasi di tempat-tempat isoman, rumah-rumah mereka," katanya saat ditemui di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Duka Ghifari Bocah 8 Tahun, Ayah Ibu Meninggal karena Covid-19, Kini Anak Asuh Polres Sukoharjo

"Kalau mereka positif, kondisi dengan pertimbangan dokter angkut bawa ke rumah sakit, gejala menengah angkut bawa ke shelter, jangan di rumah. Rumah itu untuk ringan," tambah Sultan.

Sultan HB X merasa sedih karena sekarang ini masih banyak warga yang memilih untuk melakukan isolasi mandiri.

Padahal, untuk melakukan isolasi, rumah yang digunakan harus memenuhi syarat, salah satunya adalah harus memiliki 2 kamar mandi.

"Saya sedihnya masyarakat susah (isolasi di shelter). Jangan sampai ada kamar mandi dipakai orang positif dan negatif. Jadi, kalau positif sendiri enggak boleh pakai kamar mandi keluarga lain yang negatif. Kalau ga punya dua kamar mandi mestinya harus isolasi ketempat yang kita sediakan," jelas Sultan.

Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena obat, vitamin, hingga makanan yang ada di shelter ditanggung oleh pemerintah daerah.

"Maunya kan di rumah sendiri tetapi kalau di rumah itu tidak ada pengawasan. Fakta terjadi dibawa ke rumah sakit dalam keadaan parah," kata dia.

Sekretaris Daerah (Sekda) DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, tim penebalan nakes ini akan didukung oleh universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran.

Tim penebalan nakes ini rencananya dipimpin oleh Danrem dan bertugas mendampingi puskesmas untuk merawat pasien isolasi mandiri.

"Ada yang sudah dokter, ada yang dokter internship. Ada juga perawat, jadi tidak semuanya dokter," kata Aji.

Baca juga: Dituding Lamban Jemput Jenazah di RSUD Daya Makassar, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Ia berharap tim penebalan nakes ini dapat segera terbentuk dan bisa segera bertugas pada awal bulan depan. Informasi yang dia terima sekarang sudah ada 50 personel yang sudah direkrut.

"Informasinya sudah ada 50-70 nakes yang direkrut," katanya.

Aji menambahkan, kapasitas shelter di DI Yogyakarta masih ada 1.000 tempat tidur, dan segera akan dilakukan penambahan kembali seperti akan menambah shelter di asrama UNY di Wedomartani, dan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO), Respati, dan UGM yang ada di Berbah Sleman.

Menurutnya, tidak semua pasien dapat didorong untuk melakukan isolasi di shelter, karena jumlah warga yang isolasi dengan jumlah shelter tidak sebanding.

"Tugasnya tim itu mendorong (warga ke shelter), tetapi tidak semua bisa didorong. Karena isomannya jumlah sekarang 25 ribu sedangkan shelter baru mampu 2.500," kata dia.

Oleh sebab itu nantinya tetap dilakukan penyaringan siapa yang bisa isolasi di rumah dan siapa yang harus menjalani isolasi di shelter.

"Tetap kita saring, shelter bagi yang rumahnya tidak memenuhi syarat dan punya gejala," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com