Indra mengatakan, berdasarkan pengakuannya, MF telah menjual surat PCR palsu kepada empat orang lainnya.
Setiap surat PCR palsu itu dibanderol dengan harga Rp 500.000, PE sebagai penghubung mendapatkan Rp 400.000 dan Rp 100.000 buat MF sebagai pembuat.
Hingga kini, polisi masih memburu seorang pelaku yang berperan sebagai penghubung.
Baca juga: Ketika Sindikat Tes PCR Palsu Beroperasi di Bandara Halim, 8 dari 11 Surat Lolos Pemeriksaan
Atas perbuatannya tersangka ARO dan PE, sebagai pengguna dan penyalur disangkakan Pasal 263 Syat 2 Sub Pasal 263 Ayat 2 KUHP, dengan ancaman enam tahun.
Sementara MF selaku pembuat disangkakan dengan Pasal 263 Ayat 1 sub Pasal 263 Ayat 1 KUHP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.