Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Deni, Tertidur di Trotoar dan Dibangunkan Kapolresta, Sempat Dikira Akan Dirazia karena Dagang Kerupuk

Kompas.com - 26/07/2021, 11:47 WIB
Irwan Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Deni (50), pedagang kerupuk "Sangsara" asal Kabupaten Ciamis yang viral dibangunkan polisi saat tertidur di emperan trotoar Jalan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya, bersama anak perempuannya mengaku kaget saat kejadian itu.

Awalnya, Deni mengira dibangunkan Kepala Polresta Tasikmalaya tersebut hendak merazia para pedagang kaki lima (PKL) untuk penertiban saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 diberlakukan.

Namun, dirinya mengaku sangat bahagia. Ternyata diberi uang Rp 300.000 dan paket sembako sambil meminta pulang ke rumahnya di Ciamis.

Baca juga: Catat, Ini 13 Bansos yang Bisa Didapatkan Warga Jabar Saat PPKM Level 4

"Saya malu Pak, ia saya jadi malu. Saya dibangunkan karena memang lagi ketiduran capek. Saya awalnya kaget sekali, saya kira mau razia saya. Tapi malah diberi sembako dan uang Rp 300.000," jelas Deni saat ditemui di lapak sama di Jalan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya, Minggu (25/7/2021) malam.

Deni tak mengira akan mendapatkan rezeki nomplok saat usahanya selama ini sulit selama pemberlakuan PPKM.

Baca juga: Domisili Bermasalah dan Tak Dapat Bantuan, Suami Istri Jual Alat Rumah Tangga demi Kebutuhan Hidup

Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta karena selama ini mengimbau masyarakat dengan cara memberikan bantuan nyata.

"Saya terimakasih banyak ke Pak Polisi itu. Justru saya jadi sangat malu karena ketiduran di jalan dan dibangunkan sambil diberikan uang. Pak polisi itu orangnya baik, saat itu bilangnya bukan kasih uang, katanya dia beli kerupuk semuanya, tapi ngasih uangnya banyak. Saya bilang, gak segini bayarnya Pak, tapi kata dia, buat saya aja katanya," tambah Deni.

 

Naik bus dari Ciamis

Selama ini, Deni warga asal Ciamis itu setiap hari berjualan keliling kerupuk buatannya sendiri ke wilayah Kota Tasikmalaya dengan menaiki bus luar kota yang melewati Ciamis-Tasikmalaya.

Dirinya selalu dibarengi anak perempuannya yang selalu ingin ikut berdagang ke Kota Tasikmalaya.

"Selalu anak saya suka pingin ikut. Jadi dia suka seneng kalau ikut dagang keliling sama saya. Dari Ciamis saya belum pernah dapat bantuan sama sekali," ujar Deni.

Setiap harinya, Deni selalu membawa 200 bungkus kerupuk sangsara dengan per bungkusnya dihargai Rp 1.000.

Tak semuanya kerupuk dagangannya habis selama berdagang keliling di Kota Tasikmalaya.

Hampir selalu ada sisa 20 sampai 30 bungkus dagangannya yang tak terjual dan dibawa kembali ke rumahnya.

"Makanya, Alhamdulillah sekali kemarin Pak Kapolresta borong dagangan saya dan malah memberi uang lebih dan paket sembako. Alhamdulillah bisa ada bekal buat satu mingguan. Terimakasih," kata Deni.

Dibangunkan oleh polisi

Sebelumnya, kisah mengharukan terjadi saat pelaksanaan patroli berskala besar penerapan PPKM Level 4 oleh Tim Gabungan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 di wilayah Kota Tasikmalaya pada Sabtu (24/7/2021) dini hari.

Tim dengan konvoi kendaraan berkeliling menyisir wilayah perkotaan Tasikmalaya memberikan bantuan paket sembako dan memborong pedagang kaki lima jenis makanan yang masih buka meski sudah sepi pembeli.

Saat itu, rombongan patroli pun melihat seorang pria paruh baya pedagang keliling kerupuk Sangsara atau camilan tradisional berbahan baku tepung kanji berwarna merah putih, sedang terlelap di trotoar emperan toko bersama anak perempuannya di Jalan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya.

Baca juga: Puluhan Warga Makan Bersama di Jalan hingga Polisi Turun Tangan, Begini Ceritanya

Tiba-tiba Kepala Polres Kota (Kapolresta) Tasikmalaya, AKBP Doni Hermawan turun dari mobilnya langsung menghampiri ayah dan anak perempuannya itu yang terlelap dan terlihat sangat kelelahan.

Doni pun duduk disamping pria paruh baya tersebut, sesekali membisik secara perlahan berupaya membangunkan dan hendak menanyakan alasan kenapa sampai tertidur di trotoar serta didepannya masih ada puluhan bungkusan kerupuk tersebut.

"Saya bangunkan, saya tanya, ternyata bapak itu bersama anaknya asal Ciamis yang setiap hari berdagang kerupuk tradisional gitu, sangsara nama kerupuknya, keliling di Tasikmalaya. Mungkin karena kelelahan terlelap di trotoar emperan sama anak perempuannya. Karena sudah tengah malam mau subuh, saya beli dan beri ongkos buat pulang ke Ciamis, kasihan," jelas Doni kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (24/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com