Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Pala, Pulau Run di Tengah Laut Banda Ditukar dengan Manhattan di Amerika

Kompas.com - 24/07/2021, 13:13 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Salah satu kesepakatan tukar guling termahal dalam sejarah perdagangan dunia pernah dilakukan oleh Belanda dan Inggris atas salah satu pulau di Nusantara.

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, pada 31 Juli 1667 di Kota Breda, Belanda, kedua belah pihak menandatangani Perjanjian Breda yang salah satu isinya adalah mengenai kesepakatan tukar guling tersebut.

Pasal 3 Perjanjian Breda memutuskan Pulau Run di Maluku yang sebelumnya dikuasai Inggris menjadi milik Belanda.

Baca juga: Kisah Pulau Run di Indonesia yang Ditukar dengan Manhattan di New York

Sedangkan Pulau Manhattan di Amerika yang merupakan koloni Belanda resmi menjadi hak Inggris.

Pulau Manhattan itu dulunya disebut sebagai Niew Amsterdam.

Sejarah salah satu kesepakatan tukar guling termahal di dunia itu bermula dari sebuah komoditas buah dari tanaman bernama pala atau bahasa Latinnnya adalah Myristica fragrans.

Jauh sebelum kalender Masehi dirujuk, pala telah menjadi komoditas lukratif yang menggerakkan perniagaan lintas benua. Pamornya mungkin lebih dari minyak bumi atau karet pada zaman industri.

Baca juga: Demi Pala, Belanda Rela Menukar Manhattan dengan Pulau Run

Ilustrasi rempah - Ilustrasi pala.SHUTTERSTOCK / spicyPXL Ilustrasi rempah - Ilustrasi pala.
Sebelum bibit pala diselundupkan dan berhasil ditanam di banyak tempat, buah wangi itu hanya tumbuh di pulau-pulau di Kepulauan Banda, salah satunya Pulau Run.

Dari Banda, pala diangkut oleh para pelaut Melayu, Tiongkok, dan India menggunakan kapal-kapal layar yang mengikuti pola angin. Mereka menuju kota-kota bandar utama seperti Malaka dan Calicut.

Setelahnya, para saudagar Arab membawanya dengan kapal ke Teluk Persia dan Laut Merah, mengusungnya dalam karavan-karavan menuju Jazirah dan Alexandria, menyeberangi perairan Mediterania, hingga akhirnya sampai di meja-meja para bangsawan Eropa.

Di Eropa harga pala bisa melonjak 60.000 kali lipat dari harga tempat ia dipanen.

Baca juga: Maluku Kembali Ekspor Pala Setelah Terhenti 21 Tahun karena Konflik 1999, Dikirim ke China

Sebuah catatan Jerman dari abad ke-14 menyebutkan, harga 0,5 kilogram pala setara dengan "seven fat oxen" atau tujuh lembu jantan gemuk!

Pala dicari karena mitosnya sebagai obat sekaligus bahan ramuan vitalitas. Tanpa buah pala, kaum bangsawan dan borjuis Eropa hanya seperti menyantap bangkai dan makanan basi.

Ketika Kekaisaran Bizantium runtuh, pala raib dari peredaran di Eropa karena para pedagang sulit untuk melewati Alexandria. Kesultanan Usmani menutup gerbang selatan Eropa tersebut.

Para pelaut Eropa dan kongsi-kongsi dagang mereka akhirnya mulai mencari tanah asal pala dan menemukannya di pulau-pulau Kepulauan Banda.

Baca juga: Terhenti 21 Tahun, Maluku Akhirnya Kembali Mengekspor 28 Ton Biji Pala

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com