Run begitu tenggelam pamornya sampai-sampai The Times Atlas of the World lupa menerangkan keberadaannya. Padahal dahulu, pulau ini digambar ketika peta bumi belum utuh.
Baca juga: Jejak Jalur Rempah di Maluku, Sejarah Ambon dan Kerajaan di Tanah Hitu
Run seolah belum beranjak jauh dari abad ke-17.
Sejak kemunduran perdagangan pala berikut anjloknya harga pada abad ke-18, pulau itu seperti dilupakan. Nasibnya kini masih terpencil seperti lokasinya.
Secara administratif, seperti dilansir Kompas.id, Run berstatus desa di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Jaraknya lebih kurang 114 mil laut (211 kilometer) dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku.
Dari Ambon, perjalanan ke Run harus melalui Pulau Naira, ibu kota Kecamatan Banda, yang berjarak sekitar 17 mil laut (31 kilometer) dari Run.
Baca juga: Andaliman Si Merica Batak, Rempah Khas Danau Toba yang Tembus Pasar Jerman
Kondisi Run sangat kontras dengan Manhattan. Jika di Manhattan hiruk-pikuk lalu lintas tak pernah putus, di Run malah tak ada satu mobil pun. Jaringan jalan di pulau itu hanya berupa lapisan semen selebar 2 meter.
Kepala Desa Run Bahasa Lakapota mengatakan, cuma ada delapan sepeda motor di pulau itu. Ia pun sampai hafal satu per satu nama pemiliknya.
Salah satu pemilik rumah di dekat dermaga kecil di bibir pantai Pulau Run menjadikan rumahnya sebagai guest house atau tempat penginapan bagi para pelancong.
Di depan rumah itu ada papan nama bertuliskan ”Manhattan 2 Guesthouse”. Inilah pulau di tengah Laut Banda yang dulunya setara dengan Manhattan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.