Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Dokter Novilia Sjafri Bachtiar, Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac yang Meninggal karena Covid-19

Kompas.com - 08/07/2021, 11:22 WIB
Reni Susanti,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis di PT Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar, meninggal Rabu (7/7/2021) di RS Santosa Bandung, setelah berjuang melawan Covid-19.

Kepala Kantor Komunikasi Publik Universitas Padjadjaran (Unpad), Dandi Supriadi mengatakan, ketua uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac itu merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Unpad.

"Beliau juga dosen di Fakultas Farmasi Unpad (berstatus dosen luar biasa atau tidak tetap," ujar Dandi saat dihubungi Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac Dokter Novilia Sjafri Bachtiar Meninggal karena Covid-19

Dari situs web Bio Farma, Novilia mengawali karirnya di Bio Farma sejak 2001. Meski berbekal ilmu medis, baginya, vaksinologi dan uji klinis tetap menjadi hal baru yang penuh tantangan dan menarik untuk dipelajari.

Ia bersama timnya tercatat sebagai perintis satu bagian baru di Bio Farma bernama Evaluasi Produk yang kemudian berubah menjadi Uji Klinis.

Bagian ini dibuat saat Bio Farma mulai meluncurkan berbagai vaksin baru, sehingga dibutuhkan satu bagian khusus yang menangani uji klinis.

Baca juga: Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac Dokter Novilia Sjafri Meninggal, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

Sejak ditempatkan sebagai staf evaluasi produk hingga menduduki Divisi Surveilans dan Uji Klinis, Novilia tidak pernah berhenti pada satu kajian.

Ia terus mengembangkan pengetahuan dan skill di bidang uji klinis dan imunologi. Banyak upaya yang ditempuh.

Mulai dari membaca berbagai jurnal, berkontribusi dalam berbagai working group kelas dunia, training, hingga diskusi dengan para ahli di bidang imunologi.

Ia juga melanjutkan pendidikan S2 dan S3.

"Menjadi peneliti tidak boleh mudah dan lekas berpuas diri, tidak ada kata 'berhenti' untuk belajar," ujar Novilia dalam tulisannya di situs web tersebut.

Menurutnya, ketika suatu penyakit dinyatakan nol kasusnya di dunia (eradikasi) karena keberhasilan vaksin, di masa depan tak tertutup kemungkinan akan muncul penyakit baru dan penelitian seperti dirinya dituntut untuk terus belajar.

"Harapan saya, kita harus siap berlari sejalan dengan produk baru yang akan dikeluarkan Bio Farma, dari berbagai aspek," ucap dia.

Perintis bagian uji klinis

Novilia menceritakan, di tahun 2017, uji klinis di Bio Farma semakin giat mengembangkan beberapa studi vaksin.

Saat itu ada enam fokus uji klinis vaksin yang tengah diproses pada bagian uji klinis, antara lain bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.

"Meski harus kerja keras, saya bersyukur Bio Farma semakin banyak meluncurkan beberapa terobosan baik pada produk vaksin maupun biosmilar yang diproyeksikan harganya akan lebih terjangkau masyakarat," tutur dia dalam keterangan tertulisnya di situs web tersebut.

Sebagai perintis bagian uji klinis dari nol, ia mulai memahami pentingnya sinergi. Tak hanya di lingkungan internal perusahaan, hubungan baik dengan pihak luar harus terbina dengan baik.

Itulah mengapa, Bio Farma bekerjasama dengan beberapa centre uji klinis seperti
Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung/Universitas Padjajaran (Unpad), RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)/Universitas Indonesia (UI), RS Sanglah Denpasar/Universitas Udayana, RS dr Sardjito/Universitas Gajah Mada (UGM) dan banyak lagi.

Bukan hanya dengan centre uji klinis, tapi dengan institusi lainnya seperti Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Komisi Nasional Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KOMNAS PP -KIPI) hubungan baik harus senantiasa dipelihara.

Begitupun kerja sama dengan luar negeri. Ia mencatat sejumlah kerja sama Bio Farma dengan luar negeri.

Seperti uji klinis vaksin di Kenya dengan salah satu lembaga di Amerika. Ada pula kerja sama dengan University of Antwerp di Belgia.

Ia berharap, Bio Farma dapat terus berkontribusi dalam kemandirian vaksin/obat di dalam negeri juga semakin diakui di ranah internasional untuk berbagai inovasi produk biosimilar obat maupun vaksin terapeutik yang kini kian diminati masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com