Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Soal Pungli Pemakaman Pasien Covid-19, Kepala UPT: Tidak Ngasih Juga Gak Apa-apa

Kompas.com - 05/07/2021, 17:32 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat, mengeluhkan adanya praktik pungutan liar saat melakukan pemakaman pasien Covid-19 di TPU Cikadut.

Adapun besaran pungutan tersebut beragam, yaitu mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta.

Kepala UPT Pemakaman Wilayah 3 Bandung, Sumpena saat dikonfirmasi terkait kasus tersebut justru meragukannya.

"Bahasanya di lapangan biasanya si ahli waris nanya, biasanya yang lain suka ngasih berapa? Lalu dijawab ada yang ngasih Rp 1 juta, Rp 500.000. Tidak ada paksaan, kalau ga ngasih juga gak apa-apa, karena sudah ditanggung pemerintah," ujar Sumpena, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Warga Kaget Dipungut Rp 1,2 Juta untuk Makamkan Jenazah Covid-19 di TPU Cikadut

Namun demikian, ketika terjadi adanya pemaksaan ia mengimbau warga untuk melaporkannya kepada petugas TPU Cikadut.

"Di pelayanan, kami selalu mengarahkan tidak ada pungutan. Bilamana ada yang meminta, jangan ditanggapi. Bila ada yang memaksa, itu oknum. Laporkan pada kami, kami terbuka," terangnya.

Pengakuan korban

Salah satu korban pungutan liar (pungli) di TPU Cikadut adalah Yan Candra, warga Kota Bandung.

Yan mengaku saat melakukan pemakaman saudaranya yang terkonfirmasi positif Covid-19 diminta membayar uang sebesar Rp 1,2 juta.

Menurut oknum yang meminta uang itu, kata Yan, digunakan untuk membayar biaya padung sebesar Rp 200.000 dan penggali makam serta pengangkut jenazah masing-masing Rp 500.000.

"Uang yang Rp 1 juta ini diserahkan di lapangan. Petugas kantor TPU tidak mau menerima titipan uang Rp 1 juta. Uang Rp 1 juta ini juga enggak ada kuitansinya," ungkap dia.

Baca juga: Ibu-ibu yang Menyebut Pemerintah Zalim dan Tak Takut Corona Ditangkap, Polisi: Ngakunya Iseng

Terkait dengan permintaan uang itu, ia sempat kaget. Karena keterangan yang didapat dari petugas TPU untuk biaya pemakaman pasien Covid-19 diketahui gratis.

"Tapi kenyataan di lapangan (tempat pemakaman) lain. Ada preman putra daerah yang meminta Rp 1 juta," tutur dia.

Hal sama juga dialami warga lainnya Wahyudi asal Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari.

Menurutnya, saat melakukan pemakaman saudaranya akibat Covid-19 pada 23 Juni 2021 juga dimintai uang sebesar Rp 1,75 juta.

Namun, setelah nego dengan oknum preman tersebut dirinya hanya diminta membayar biaya Rp 1 juta.

Penulis : Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor : Aprillia Ika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com