KOMPAS.com - Sepuluh narapidana (napi) di Rutan Kelas IIB Blora, Jawa Tengah, diduga melakukan pesta minuman oplosan.
Para napi mencampur hand sanitizer dengan air dan soft drink.
Diduga akibat menenggak minuman oplosan ini, tiga napi tewas.
Kepala Rutan Kelas IIB Blora Dedi Cahyadi mengonfirmasi soal tewasnya tiga napi di rutan yang ia pimpin.
"Ya memang benar, ada tiga yang tewas," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (26/6/2021).
Dedi mengatakan, sepuluh napi yang diduga meminum cairan oplosan itu berada dalam satu blok.
Pesta minuman oplosan itu diduga digelar saat petugas rutan lengah.
Baca juga: Pesta Hand Sanitizer Oplosan, Tiga Napi Rutan Blora Tewas
Sebelumnya, pada Senin (21/6/2021), para napi menerima perlengkapan kesehatan untuk mencegah terpapar Covid-19.
Perlengkapan itu dibagikan oleh Bagian Pelayanan Rutan. Para napi menerima sejumlah barang, seperti vitamin, masker, dan hand sanitizer.
Lalu, oknum napi dalam satu blok itu berkumpul dan diduga mencampur hand sanitizer dengan cairan yang lain.
Sejumlah napi yang minum hand sanitizer oplosan itu baru merasakan gejala pada Rabu (23/6/2021).
Kata Dedi, saat menerima laporan tentang kondisi beberapa napi itu, petugas rutan langsung menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
"Tiga napi, masing-masing AS, RA, dan MA tidak bisa diselamatkan. Yang lain alhamdulillah kondisinya hingga saat ini baik," ucapnya.
Dedi menerangkan, ketiga napi yang tewas tersebut disel akibat kejahatan yang berbeda-beda.
Korban AS dibui karena terlibat kasus perlindungan anak. Dia dihukum selama 10 tahun.
RA dijebloskan ke rutan karena merampok. Dia harus menjalani 2 tahun 6 bulan kurungan penjara.
Baca juga: Ini Pengakuan 2 Penumpang Pesawat yang Ketahuan Bawa Surat Swab PCR Diduga Palsu
Sedangkan MA mendekam di hotel prodeo usai melakukan pencurian dan perampokan. Masa hukuman MA sama dengan RA.
Kepala Rutan menyampaikan, tiga orang tersebut memiliki riwayat penyakit.
"Tiga napi yang tewas itu semuanya mempunyai riwayat penyakit, yakni untuk AS dengan diagnosa tetanus, RA stroke berkelanjutan, sementara untuk MA mempunyai penyakit saraf dan paru," bebernya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Blora, Aria Rusta Yulia Pradana | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.