Ia akhirnya mendapat informasi bahwa ada satu ruang rawat yang tersedia di RSUD Cibinong.
Namun, setibanya di RSUD tersebut, ia tak langsung mendapatkan kamar sehingga sang suami di tempatkan di luar atau di dekat jendela.
Rasa cinta yang begitu dalam membuat Lena tetap setia menunggu suaminya sampai tengah malam WIB di RSUD Cibinong.
"Tinggal nunggu kamar, suami masih dirawat di luar depan IGD. Jadi ini juga belum pasti (RSUD Cibinong). Habisnya daripada di rumah nanti enggak ditangani sama sekali. Jadi di sini coba saja dulu, mudah-mudahan saja bisa dirawat," ungkapnya.
"Milih ke sini (RSUD Cibinong) karena sudah mentok, enggak tahu lagi mau ke mana," ujar dia pasrah.
Besar harapan Lena kepada pemerintah agar meningkatkan kapasitas perawatan melalui penambahan tempat tidur atau ruang rawat pasien.
Sebab, kesulitan mencari ruang rawat di rumah sakit bisa menyebabkan pasien umum tertular Covid-19 ketika di perjalanan.
"Ini Covid-19 cepet ditanganilah, kasian orang kayak saya. Kita juga enggak tahu ini rumah sakit penuh benar apa enggaknya. Kita enggak tahu. Orang kayak kita harus diutamakan juga, kan orang sakit mah kita enggak tahu umurnya. Tiba-tiba meninggal karena Covid-19, kan saya juga enggak mau," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendirikan tenda darurat untuk menampung pasien baru Covid-19.
Tenda darurat tersebut dibangun karena jumlah pasien sudah melebihi ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR).
"Ada lonjakan pengunjung pasien karena Covid-19 sehingga IGD (instalasi gawat darurat)nya penuh. Jadi kita buat tenda agar pelayanan tetap berjalan dan menghindari penularan," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Cibinong, Wahyu Eko Widiharso kepada Kompas.com, Selasa (22/6/2021) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.