Sandiaga Uno mengatakan, dipilihnya Desa Wisata Maria di Kabupaten Bima dalam kegiatan sosialisasi lantaran dikenal sebagai kampung wisata berkembang dan memiliki daya tarik tersendiri.
Mulai dari atraksi budaya antara lain tari sambutan adat Makatua, Tari Wura Bongi Monca, Kareku Kandei (menumbuk padi dengan bunyi berirama) dan tari Mpa’a Ntumbu Tuta.
Desa Wisata Maria juga berkembang dalam pemanfaatan potensi desa dengan dibangunnya beberapa UKM dan Produk lokal, seperti kain tenun, kerajianan tangan dari olahan rotan dan bambu serta kuliner khas Bima yang sangat beragam seperti Kapore, Nasi Santan Tujuh Rupa (Oha Kantai, Oha Santa ‘Bue, Oha Santa Witi, Oha Santa Pejo, Oha Santa Lawu’i, Oha Santa Mpoa, dan Oha Santa Mina).
Baca juga: Soal Harga Pecel Lele Mahal, Begini Tanggapan Menparekraf Sandiaga Uno
Komoditas kopi juga menjadi salah satu produk unggulan dari Bima, NTB
Tak hanya itu, desa ini juga terkenal dengan cagar budayanya yakni uma lengge (lumbung padi) yang menjadi warisan budaya.
Uma Lengge merupakan bangunan tradisional suku Mbojo, yang kini populer sebagai destinasi wisata dan bahkan telah menjadi cagar budaya yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Bima.
Lumbung padi ini berbentuk kerucut di bagian atap.
Pada zaman dulu, uma lengge bukan hanya sekadar lumbung padi biasa, tapi juga menjadi tempat tinggal warga.
Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat Bima tak lagi menggunakan Uma Lengge sesuai fungsi aslinya.
Banyak orang memilih tinggal di rumah konvensional yang lebih luas. Namun demikian, bangunan rumah adat tersebut tetap dipertahankan.
Hanya saja fungsinya kini sepenuhnya digunakan sebagai lumbung padi.
Kompleks Uma Lengge belakangan rupanya membawa manfaat tambahan bagi warga sekitar.
Sebab keindahannya cukup menarik, sehingga banyak wisatawan dari berbagai penjuru untuk datang berkunjung.