Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu "Booming", Kini Nasib Penambang Batu Akik Kalimaya Tak Menentu, Dapat Ratusan Ribu Rupiah Saja Sulit..

Kompas.com - 11/06/2021, 07:30 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Peluh bercucuran membasahi badan Iwan yang tengah menggali lubang berukuran 1x1 meter. Dia terus menggali kendati matahari Rabu (9/6) siang tengah terik.

Dia semangat menggali karena yakin betul di bawah tanah yang dipijak, ada butiran Kalimaya, batu permata yang banyak diburu karena terkenal dengan kecantikannya.

Ya, batu Kalimaya yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini pernah viral dan banyak digandrungi pada 2014-2015 lalu. Saat itu banyak penggemar batu akik memburu Kalimaya hingga harganya melambung tinggi.

Iwan hanya segelintir orang yang kini masih berkutat dengan batu Kalimaya. Kendati sudah lewat masa trennya, dia masih setia memburu batu dan menjualnya ke pengepul. Hidupnya bergantung dari sana.

Baca juga: Nasib Giman, Dulu Viral Rumahnya Berpindah Tempat dalam Semalam, Kini Beli Semen pun Tak Mampu

Dulu batu kalimaya mudah ditemukan, kini harus gali tanah hingga 40 meter...

Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.
Namun tidak sama dengan lima tahun lalu. Mencari batu Kalimaya saat ini tidak mudah. Jika dulu Kalimaya bisa ditemukan di kedalaman tanah 5-10 meter, kini dia harus menggali hingga 40 meter ke perut bumi.

Hari ini, Iwan bersama dua rekannya, tengah menggali lubang baru yang diyakini ada batuan Kalimaya di sana. Lokasinya ada di tengah perkebunan warga di Kampung Cicae, Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Lebak.

Butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk mencapai kedalaman yang diinginkan dimana batu hias tersebut bersemayam.

Namun keyakinan tersebut tidak jadi jaminan pasti ditemukan batu di sana.

"Hanya prediksi saja, karena dari lubang sebelumnya, ada urat batu yang mengarah ke lubang yang lagi digali ini," kata Iwan yang mengaku sudah jadi penggali lubang batu Kalimaya sejak tahun 2000 ini.

Itu artinya dia tengah bertaruh dengan waktu dan nasib. Jika tidak beruntung maka Kalimaya bisa didapatkan. Sebaliknya akan rugi tenaga dan biaya jika nihil.

Baca juga: Setahun Pandemi, Tak Satu Pun Warga Suku Baduy Kena Covid-19, Ini Rahasianya

 

Butuh biaya Rp 30 juta untuk menambang batu kalimaya

Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.
Beruntung dana menggali lubang kali ini dibiayai oleh orang lain yang dia panggil bos. Kata dia, kira-kira paling minim Rp 30 juta biaya yang dikeluarkan untuk menggali satu lubang.

Biaya tersebut dikeluarkan untuk uang makan penggali hingga biaya pretelan lubang tambang.

"Kalau dapat batu kita untung, kalau zonk, rugi besar, ini galian kedua, bulan lalu ditinggal karena tidak ditemukan sama sekali batu Kalimaya," kata Iwan.

Saat masih proses penggalian Iwan dapat upah mingguan Rp 300.000 dari bos. Sementara saat sudah menambang batu, pendapatan berupa bagi hasil penjualan.

Kata dia, pada 2014 lalu, dia bersama timnya, pernah mendapat Rp 40 juta dalam sekali jual batu. Saat itu batu yang dijual seukuran ibu jari.

"Sekarang mah dapat seukuran itu susah, sudah jarang, batunya kecil-kecil," kata dia.

Iwan mengaku tetap bertahan jadi penambang lantaran tidak ada pilihan pekerjaan lain.

Bisnis batu kalimaya tak semanis dulu

Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.
Ditemui di tempat yang sama, Muhamad Samsul Hidayat, orang yang dipanggil bos, mengatakan bisnis Kalimaya saat ini tidak semanis beberapa tahun lalu. Dia yang sejak 2013 jadi pengepul menyebut masa kejayaan Kalimaya sudah lewat.

"Karena sulit mendapatkannya, kalau yang nyari banyak, mangkanya sudah tidak musim lagi, karena di pasaran sudah jarang," kata Samsul.

Samsul mengatakan, dulu dalam satu petak kebun yang tengah digali sekarang, ada beberapa lubang yang masih aktif milik sejumlah bos. Tapi kini hanya dia dan satu orang rekannya saja yang masih bertahahan.

Lubang-lubang bekas tambang tersebut kini terbengkalai dan ditinggalkan menganga begitu saja.

"Ada tiga kecamatan penghasil Kalimaya, yakni Sajira, Curugbitung dan Maja, dulu penambang bisa ratusan, sekarang bisa diitung jari," kata dia.

Saat masih jaya, Samsul mengatakan, banyak sekali kolektor batu Kalimaya berburu langsung ke lubang. Karena banyak yang dicari, selisih harga jualnya juga tinggi.

Dari hasil penjualan batu Kalimaya, Samsul mengaku bisa hidup mewah hingga beli mobil menggunakan uang tunai.

Dalam sehari menambang, kata dia, bisa mendapat banyak jumlah batu. Sekali jual, bisa mengantongi puluhan juta rupiah.

 

Nasib penambang batu kalimaya, dulu bisa raih Rp 40 juta sekali jual, kini diupah per minggu Rp 300.000

Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.
Jenis batu Kalimaya yang paling mahal, kata dia, adalah black oval, dia pernah menjual Rp 50 juta ke warga Jakarta.

Dari hasil penjualan tersebut, dia mendapat untung Rp 5 juta-Rp 10 juta dari selisih harga batu yang dia beli dari penggali.

"Sekarang mah dapat selisih Rp 500.000 saja Alhamdulillah, malah seringnya rugi," kata dia.

Bahkan untuk membiayai menggali lubang baru, dia mengaku baru-baru ini menggadaikan sertifikat rumah ke bank untuk modal.

Samsul mengatakan, sejauh ini belum ada keinginan untuk berhenti dari bisnis batu Kalimaya. Menjadi pencari dan penjual Kalimaya wasiat orang tuanya yang kini jadi jalan hidupnya.

Walaupun saat ini Kalimaya sedang redup, dia percaya suatu saat akan booming lagi.

"Sudah betah di sini, jalannya sudah ada, saya yakin ke depan akan digandrungi lagi, seperti yang sudah-sudah, tren batu perhiasan ini musiman," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com